Kebun Edukasi Sarah Buka Program Magang Bagi Mahasiswa

Kebun edukasi sarah di Prabumulih, Sumatera Selatan menjadi kebun percontohan urban farming.

Tasmalinda
Jum'at, 08 Januari 2021 | 22:15 WIB
Kebun Edukasi Sarah Buka Program Magang Bagi Mahasiswa
Kebun edukasi Sarah di Prabumulih [dok Inagri]

SuaraSumsel.id - Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan terdapat kebun percontohan urban farming yang dirancang untuk kegiatan edukasi.

Kebunnya bernama Kebun Edukasi Sarah yang berada di Kelurahan Muntang Tapus.

Kebun Edukasi Sarah dibangun sebagai bagian dari program Sampah Jadi Berkah yang dirintis oleh Institut Agroekologi Indonesia (INAgri) dengan dukungan Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field.

Sebagai percontohan kebun ini fokus pada kegiatan pendidikan (edukasi), selain kegiatan budidaya sayur sehat, dan bagian dari pengelolaan sampah terpadu.

Baca Juga:Sarang Ular Cobra Ditemukan di Banyuasin, Isinya Mengejutkan

Ada sejumlah kegiatan edukasi rutin yang berlangsung sejak kebun ini dibuka pada November 2018, yakni  Pendidikan Dasar Konservasi Alam dan Lingkungan (PASAR KALANGAN) dilakukan sebulan sekali untuk anak-anak usia taman kanak-kanak, SD, SMP, hingga SMU.

Lalu Sarah Workshop on the Weekend (SARAH WOW) yang dapat diikuti kalangan umum usia dewasa.

Sejak pandemi Covid-19, kedua program ini sempat tertunda.

Sejak Desember tahun 2020, pengelola kebun edukasi Sarah telah mulai membuka kembali kegiatan SARAH WOW dengan pembatasan jumlah peserta dan menerapkan protokol kesehatan sesuai ketentuan.

Tani Milenial

Baca Juga:Vaksinasi 14 Januari, Ini Pendistribusian 30.000 Dosis Tahap Awal Sumsel

Satu lagi terobosan yang dilakukan untuk menggalakkan kegiatan edukasi terkait gaya hidup sehat masyarakat perkotaan di Prabumulih.

Khususnya, kalangan milenial, baik umum maupun mahasiswa. Caranya dengan membuka program magang.

“Saat ini ada empat mahasiswa yang sedang magang di Kebun Edukasi Sarah. Satu dari jurusan agronomi UGM, dan tiga orang dari fakultas pertanian Universitas Sriwijaya,” kata Avidia Ariyansyah atau akrab disapa David, Kepala Kebun Edukasi Sarah.

Program magang secara formal dilangsungkan selama 16 hari.

Secara tak formal, meski telah melewati 16 hari, peserta magang dibolehkan untuk terus belajar dan berpraktik bersama di Kebun Edukasi Sarah.

Selama proses magang, mereka dipandu untuk memahami dasar-dasar pertanian alami yang mungkin mengilhami kaum milenial untuk menyukai kegiatan pertanian.

Avidia mengaku program magang ini mulai banyak diminati. Meski demikian mengingat situasi pandemi, dilakukan pembatasan maksimal lima orang peserta magang.


Kampus Merdeka

Andin, mahasiswa agronomi Universitas Gajah Mada, mengaku tertarik magang di Kebun Edukasi Sarah sejak perkuliahan dilakukan secara daring.

“Selain untuk menambah pengetahuan, program magang ini membantu saya melakukan praktikum mandiri,” katanya.

Guru besar dengan bidang keahlian Biologi dan Kesuburan Tanah di Fakultas Pertanian Universitas Siriwijaya, Prof. Nuni Gofar, menyambut penuh program magang di Kebun Edukasi Sarah ini.

Menurutnya program ini sesuai dengan salah satu kegiatan dari kebijakan Mendikbud Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan mendorong mahasiswa guna menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.

Mantan Kepala Pusat Pengembangan Karakter dan Karir Universitas Sriwijaya ini juga menjelaskan kegiatan magang sebetulnya sudah sejak beberapa tahun lalu menjadi mata kuliah pilihan di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Melalui kegiatan magang, mahasiswa diharapkan dapat menyelaraskan ilmu yang dipelajari di kampus dengan kegiatan pertanian di tempat pemagangan.

“Nah, karena masih kondisi pandemi, mahasiswa dianjurkan untuk melaksanakan kegiatan magang di sekitar tempat tinggal mereka. Salah satu tempat magang yang direkomendasikan bagi mahasiswa yang bermukim di Prabumulih adalah Kebun Edukasi Sarah,” papar Prof. Nuni Gofar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini