SuaraSumsel.id - Sebuah drone kapal selam yang diduga milik negara Cina ditemukan nelayan di kawasan maritim vital (penting) milik Indonesia.
Kapal tanpa awak itu berada di perairan yang dianggap strategis untuk Australia.
Kendaraan bawah air tak berawak atau UUV itu ditemukan pada 20 Desember, namun baru dilaporkan enam hari kemudian. Drone itu memiliki panjang 225 sentimeter, dengan lebar sayap 50 Cm dan antena trailing sepanjang 93 Cm.
Menyadur ABC News Jumat (01/01), Pakar keamanan, drone pengintai atau mata-mata tak bertenaga ini berteknologi tinggi, dan dikenal sebagai pesawat layang dan mengandalkan propulsi daya apung variabel.
Baca Juga:Viral Pasangan Siri Begituan di Kuburan China, Warga: Hampir Setiap Hari
Malcolm Davis dari Australian Strategic Policy Institute mengatakan penemuan ini harus diperhatikan karena UUV ditemukan di rute maritim penting yang menghubungkan Laut Cina Selatan ke Darwin.
"Itu memang mengirimkan sinyal bahwa angkatan laut China sedang bersiap untuk mengerahkan kapal selam lebih dekat ke pendekatan maritim kami di utara Darwin."
"Kami harus siap menghadapi aktivitas kapal selam yang jauh lebih dekat ke pantai utara Australia," lanjut Davis.
Ia mengatakan, Cina memang perlu memahami oseanografi dan sifat batimetri di wilayah itu sehingga masuk akal jika UUV ditempatkan di sana.
Drone itu awalnya diserahkan ke polisi, tapi sekarang disita oleh militer dan dipindahkan ke Pangkalan Angkatan Laut di Makassar untuk diperiksa.
Baca Juga:Viral Sejoli Mesum di Kuburan Cina Kebon Nanas, Beli Es Sebelum Ena-ena
Analis keamanan yang berbasis di Indonesia, Muhammad Fauzan, mengatakan peralatan itu sangat mirip dengan UUV 'Sea Wing' milik China.
"Jika benar, (ini menimbulkan) banyak pertanyaan, terutama bagaimana itu berhasil ditemukan jauh di dalam wilayah kami".
Sumber: Suara.com