“Kami akan mengundang para pihak tersebut untuk berdiskusi dan menghasilkan program nyata yang akan mendukung visi SKK Migas,” ujar Fatar.
Selain forum utama yang diselenggarakan 2 – 4 Desember 2020, terdapat 14 forum yang dilaksanakan sebagai bagian dari pre-event IOG 2020.
Fatar menambahkan guna mewujudkan visi jangka panjang, SKK Migas telah melakukan transformasi hulu migas sejak awal 2020 melalui Rencana Strategis (Renstra) Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0. Transformasi ini mencakup kegiatan usaha hulu migas keseluruhan, dengan SKK Migas selaku pengelola kegiatan usaha hulu migas yang menjadi penggerak.
Dalam Renstra IOG 4.0, SKK Migas menetapkan 4 pilar strategis dan 6 pilar pendukung (enablers) yang akan menjadi acuan industri hulu migas Indonesia guna mewujudkan produksi 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD.
Baca Juga:Hingga Hari Ketujuh, Santri Ogan Ilir Hanyut di Sungai Belum Ditemukan
“Dari pilar-pilar tersebut diperoleh 22 program utama dengan 80 target dan lebih dari 200 action plans yang akan dilaksanakan hingga tahun 2030,” terang ia.
Berdasarkan data SKK Migas, terdapat 18 program telah diselesaikan sampai dengan Oktober lalu. Situasi pandemi menjadi tantangan tersendiri dalam industri hulu migas yang juga disertai harga minyak yang turun.
“Hal ini mengoreksi pencapaian long term plan (LTP) SKK Migas sebesar 2,7 persen dan apabila pandemi dapat dikendalikan di 2021, kami optimis LTP kembali on track pada 2022 dan 2023,” harap Fatar.
Tulisan ini guna mengikuti lomba jurnalistik yang diselanggarakan SKK Migas.
Baca Juga:Munarman: Habib Rizieq Pulang di Hari Pahlawan, Moment Revolusi Akhlak