SuaraSumsel.id - Ulama Indonesia, Quraish Shihab menyebutkan umat islam boleh merayakan Maulid Nabi Muhammad namun dengan cara kebaikan.
Hanya saja Quraish Shihab mengatakan masih terdapat pro dan kontra perayaan Maulid Nabi Muhammad.
Sebab memperingati Maulid Nabi sendiri bukan ibadah murni, namun tetap mendapat pahala lantaran telah mensyiarkan Nabi Muhammad kepada banyak orang.
Quraish Shihab berpendapat, sebelum mencintai sesuatu, seseorang harus terlebih dulu mengenal dan memahaminya.
Baca Juga:Ahli Epidemiologi Unsri : Libur Panjang Ini, Lebih Baik Liburan di Rumah
Dengan merayakan Maulid, orang lain menjadi kenal dengan Nabi Muhammad.
“Jangankan membicarakan tentang kehebatan Nabi, atau tentang ajaran Nabi. Maaf-maaf, hubungan mesra antara suami istri itu dapat pahala. Apalagi ini (Maulid Nabi),” ujar Quraish Shihab.
Lebih jauh, tokoh intelektual Islam sekaligus pendiri Pusat Studi Al Quran itu memastikan, Nabi Muhammad sendiri juga ‘merayakan’ hari kelahirannya dengan berpuasa.
Maka, secara tak langsung Quraish berpendapat, merayakan hari kelahiran sebenarnya tak masalah asalkan melalui cara-cara baik.
“Dalam Shahih Muslim ditanya Nabi ‘kenapa Nabi berpuasa pada hari Senin?’ Beliau menjawab ‘itulah di mana hari aku lahir,” terang ia.
Baca Juga:Satgas Covid-19 Minta Pemda Awasi Perayaan Maulid Nabi Sesuai Protokol
Pada kesempatan yang sama, Quraish Shihab mengatakan, perayaan Maulid Nabi sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru dibuat meriah pada zaman Dinasti Abbasiyah. Khususnya, di masa kekhalifahan Al-Hakim Billah.
“Dia (Al-Hakim Billah) merayakan Maulid Nabi dengan keluar bersama permaisuri dengan mengenaikan pakaian yang indah,” kata dia.
Di Indonesia, Maulid Nabi biasanya diperingati dengan berbagai bentuk perayaan.
Setiap daerah atau budaya memiliki cara tersendiri mengenang kelahiran sosok paling berpengaruh dalam ajaran Islam tersebut.
Sumber : suara.com