SuaraSumsel.id - Untuk kesekian kalinya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa virus corona penyebab sakit Covid-19 bisa menyebar lewat udara (airborne) melalui partikel kecil dari tetesan droplet (air liur) yang tertinggal di udara dalam waktu lama.
Sebelumnya sekitar sebulan lalu, CDC pernah memberikan pernyataan serupa namun kemudian ditarik dengan alasan data belum terkumpul sempurna.
Mengutip Live Science, Selasa (6/10/2020) melalui situsnya CDC menyatakan bahwa "beberapa infeksi Covid-19 tersebar melalui virus di tetesan droplet kecil yang bertahan di udara selama beberapa menit hingga beberapa jam," tulis CDC.
"Virus ini mungkin bisa menginfeksi orang yang tingginya lebih dari 6 kaki atau orang yang tingginya 1,8 meter, membawa virus lalu orang itu meninggalkan ruangan," sambung CDC.
Baca Juga:Antisipasi Klaster Baru, Bupati Temanggung Minta Ponpes Waspada Covid-19
Menurut situs lembaga kesehatan AS tersebut, penularan lewat udara bisa terjadi dalam kondisi tertentu khususnya di ruangan tertutup dengan ventilasi yang tidak mencukupi.
Dalam draft yang telah dihapus, CDC mengatakan penyebaran utama Covid-19 adalah melalui aerosol. Namun, pernyataan kali ini menyiratkan penyebaran aerosol atau melalui udara bukanlah cara utama penyebaran Covid-19.
"Data menunjukkan, umumnya penularan menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi Covid-19, daripada penyebaran melalui udara," kata CDC lagi.
Meski begitu CDC memastikan dalam hal pencegahan tidak ada yang berubah yaitu tetap dengan menjaga jarak 6 kaki atau 1,5 meter dari orang lain, menggunakan masker yang menutup hidung dan mulut, sering mencuci tangan, dan rutin membersihkan permukaan yang sering disentuh.
Rekomendasi tambahan adalah, "menghindari kegiatan dalam ruangan dengan jumlah orang yang ramai. Lalu pastikan dalam ruangan berventilasi baik yang biasa membawa udara keluar masuk," tutup situs tersebut.
Baca Juga:Efek Trump Tinggalkan Rumah Sakit, Harga Minyak Dunia Naik