SuaraSumsel.id - Kewajiban zakat bagi umat muslim dinilai bisa menjadi stimulan bagi konsumsi masyarakat penerima. Karena itu, kekuatan zakat diharapkan juga menjadi kekuatan ekonomi Indonesia.
Hal ini disampaikan Kepala Bank Indonesia, Hari Widodo saat membuka Festival Ekonomi Syariah (FESyar), Jumat (18/9).
Ia mengatakan ekonomi Indonesia tengah menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Pandemi virus corona telah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi terkontradiksi cukup dalam. Triwulan lalu, ekonomi Indonesia terkontrakdiksi hingga minus 5%. Sementara di Sumatera Selatan mengalami dampak kontradiksi negatif 1,7%.
“Dampak pandemi sudah memberikan ancaman serius. Kontradiksi ekonomi negatif cukup dalam terjadi sejak tahun 1999 lalu,” katanya.
Baca Juga:BI Catat Cadangan Devisa Naik Jadi 137 Miliar Dolar AS
Karena itu, sangat diperlukan stimulus fiskal sebagai jaring pengaman sosial bagi masyarakat, seperti zakat, infaq dan sadakah.
“Ekonomi syariah memberikan peranan. Karena itu, Bank Indonesia melalui komite ekonomi syariah juga mendorong menghimpun sumber daya publik,” katanya.
Dia mencontohkan ekonomi syariah melalui zakat dapat dihimpun dari Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai BUMN, serta perusahaan swasta.
Penyaluran zakat kepada yang berhak menerimanya, maka akan mendorong stimulan konsumsi. Peningkatan konsumsi diharapkan akan mampu menjaga keseimbangan ekonomi masyarakat.
“Zakat akan mendorong konsumsi bagi yang memerlukan. Sementara wakaf diarahkan pada kegiatan produktif. Hal-hal ini yang sangat diperlukan pada situasi pandemi saat ini,” terangnya.
Baca Juga:Mengakselarasi Ekonomi Melalui Tiga Pilar Utama
Dengan potensi yang besar ini, maka diperlukan literasi keuangan syariah yang lebih luas kepada masyarakat.
- 1
- 2