Tasmalinda
Selasa, 09 Desember 2025 | 13:43 WIB
Ilustrasi Masjid. Masjid Selamat tapi rumah hanyut diterjang banjir, (Unsplash)
Baca 10 detik
  • Video viral menampilkan masjid kokoh saat banjir bandang diunggah pada Desember 2025 dan menyebar luas.
  • Mafindo membuktikan video tersebut adalah konten palsu, hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) berdasarkan analisis teknis.
  • Penyebaran hoaks berbasis AI ini berbahaya karena dapat menyesatkan publik dan memperburuk penanganan darurat bencana.

SuaraSumsel.id - Belakangan media sosial diramaikan dengan unggahan video dramatis yakni banjir bandang menerjang pemukiman hingga rumah-rumah ambruk terseret arus, tetapi sebuah masjid terlihat tetap berdiri kokoh seolah “dilindungi”.

Narasi yang menyertainya menyiratkan pesan religius sekaligus keajaiban luar biasa. Tak sedikit warganet mengaku haru dan langsung membagikannya ulang.

Beredar video [arsip] dari akun Facebook "Jurnal Islami" pada Rabu (03/12/2025), isinya menunjukkan arus banjir deras yang menghantam sebuah masjid, namun masjid itu tetap kokoh semnetara rumah-rumah disekitarnya hanyut. 

Video itu diunggah bersamaan dengan peristiwa banjir bandang di Sumatera. Unggahan tersebut disertai narasi: 

"semoga semua baik ya" Hingga Senin (08/12/2025), konten tersebut telah mendapat hampir 8,5 ribu tanda suka, lebih dari 400 interaksi komentar, serta dibagikan ulang sebanyak 600-an kali.

Namun setelah ditelusuri, klaim tersebut terbukti salah. Video itu bukan rekaman peristiwa nyata, melainkan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI). Temuan ini dipublikasikan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) melalui TurnBackHoax.ID.

cek fakta masjid yang selamat saat banjir di Sumatera

TurnBackHoax melakukan penelusuran visual dan analisis teknis terhadap video tersebut. Hasilnya:

  1. Gerakan bangunan masjid dan gelombang air terlihat tidak natural, seolah ditempelkan di atas simulasi animasi banjir.
  2. Beberapa orang yang berdiri di dekat arus ekstrem tampak tidak menunjukkan respons wajar terhadap kondisi berbahaya.
  3. Ketika video diuji menggunakan alat deteksi AI Hive Moderation, sistem mendeteksi probabilitas rekayasa mencapai 99%.
  4. Tidak ada pemberitaan dari media kredibel, instansi pemerintah, maupun laporan bencana yang sesuai dengan narasi dalam video.

Kesimpulan: Klaim “masjid tetap berdiri sementara rumah hanyut diterjang banjir” adalah konten palsu (fabricated content), rekayasa visual berbasis AI yang kemudian dipasarkan sebagai peristiwa nyata.

Bahaya Hoaks dengan Teknologi AI

Baca Juga: Sumsel Terancam Hujan Lebat 5 Hari ke Depan, BMKG: Banjir hingga Angin Kencang Perlu Diwaspadai

Peneliti literasi digital menilai video seperti ini dapat memanfaatkan emosi publik untuk mempercepat penyebaran konten palsu. Ketika narasi dikaitkan dengan sentimen keagamaan, publik cenderung membagikan tanpa memeriksa kebenaran.

Jika dibiarkan, konten semacam ini bisa:

  1. menyesatkan publik tentang kondisi bencana di wilayah tertentu,
  2. memperburuk misinformasi saat penanganan darurat,
  3. membuat masyarakat semakin percaya pada informasi emosional ketimbang sumber resmi.

Kapan Harus Curiga terhadap Video Viral?

1, Beberapa indikator yang bisa menjadi alarm:

2. Kualitas visual tampak seperti animasi / rendering, bukan rekaman kamera.

3. Tidak ada nama lokasi, tanggal, atau metadata peristiwa.

Load More