Tasmalinda
Jum'at, 05 Desember 2025 | 12:50 WIB
konsultasi publik mengenai pemanfaatan energi sampah di Palembang, Sumatera Selatan
Baca 10 detik
  • Riset di Palembang menunjukkan sampah harian 1.200 ton berpotensi energi besar, namun tingkat daur ulang masih rendah.
  • Biodigester dinilai teknologi Waste to Energy paling tepat untuk mengolah sampah organik menghasilkan listrik dan pupuk.
  • Model bisnis sosial "Komunitas Energi Hijau" diusulkan untuk pemberdayaan warga dalam pengelolaan energi sampah.

Selain aspek teknis dan sosial, riset ini menekankan urgensi perubahan paradigma: sampah bukan hanya masalah yang harus dibuang, tetapi sumber daya yang bisa dioptimalkan. Jika potensi energi setara 2,3 juta tabung LPG per tahun berhasil dimanfaatkan, Palembang tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga membuka lapangan usaha baru, menurunkan ketergantungan energi fosil, dan memperkuat ketahanan energi lokal.

Namun, tanpa keseriusan kolaborasi, potensi ini hanya akan menjadi angka.

Peneliti menilai bahwa investasi, kemudahan regulasi, dan pendidikan masyarakat adalah tiga kunci sukses yang menentukan. Program besar tidak bisa berjalan hanya dari pemerintah; partisipasi warga adalah fondasi utama agar sistem pengelolaan sampah berbasis energi tidak berhenti sebagai proyek percontohan.

Riset ini pada akhirnya mengirim pesan kuat: sampah Palembang bukan sekadar ancaman. Ketika dikelola dengan cerdas, ia dapat menjadi jantung ekonomi hijau kota dan sumber energi berkelanjutan yang dapat dinikmati warga setiap hari. Transformasi ini bukan hanya mungkin, tetapi mendesak dan data riset menunjukkan bahwa Palembang memiliki segalanya untuk memulainya sekarang.

Load More