Tasmalinda
Senin, 10 November 2025 | 21:58 WIB
mobil listrik tahun 2025.
Baca 10 detik
  • Mobil listrik bekas menawarkan harga lebih murah dibanding model baru.

  • Biaya operasional mobil listrik bekas tetap hemat dan garansi baterai masih berlaku.

  • Pembeli harus memeriksa kondisi baterai dan potensi penurunan performa sebelum membeli.

5. Ketersediaan Suku Cadang Masih Terbatas

Untuk beberapa merek seperti BYD atau Neta yang baru masuk pasar, ketersediaan spare part mungkin belum sebanyak mobil bensin.

Jika ada komponen elektronik yang rusak, waktu tunggunya bisa lebih lama. Namun, tren industri menunjukkan jaringan purna jual EV akan semakin luas sepanjang 2025.

6. Nilai Jual Kembali Masih Fluktuatif

Pasar mobil listrik bekas masih baru, jadi harga jualnya bisa berubah cepat. Beberapa model seperti Wuling Air EV cenderung stabil, tapi model baru seperti BYD Dolphin atau MG4 EV masih mencari titik harga pasar.

Bagi pembeli, ini bisa jadi peluang — tapi untuk penjual, bisa jadi tantangan.

7. Cocok untuk Pemakai Harian, Kurang Ideal untuk Perjalanan Jauh

Mobil listrik bekas tetap ideal untuk aktivitas harian dalam kota. Namun, karena sebagian besar punya jarak tempuh 250–400 km per charge, pengguna luar kota perlu perencanaan lebih matang.

Meski begitu, jaringan SPKLU yang makin luas membuat mobil listrik makin mudah digunakan ke mana pun.

Baca Juga: Terungkap! 5 Pahlawan Tanpa Nama dari Sumsel yang Diam-Diam Ubah Arah Sejarah

Membeli mobil listrik bekas di tahun 2025 bisa jadi langkah cerdas bagi kamu yang ingin menikmati teknologi ramah lingkungan dengan harga lebih hemat.

Namun, pastikan kamu cek kondisi baterai, riwayat servis, dan garansi pabrikan sebelum transaksi.

Jika dilakukan dengan teliti, mobil listrik bekas bisa jadi pilihan terbaik untuk menikmati masa depan kendaraan tanpa emisi — dengan harga yang masuk akal. 

Load More