Tasmalinda
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 18:30 WIB
Ilustrasi penganiayaan guru SMAN 16 Palembang. (Unsplash/Ari Spada)
Baca 10 detik
  • Guru PNS SMAN 16 Palembang bernama Yuli Nuriza diduga dianiaya rekan sesama guru berstatus PPPK berinisial SR.

  • Aksi kekerasan terjadi di lingkungan sekolah dan terekam CCTV, menyebabkan korban luka di kepala dan dirawat di rumah sakit.

  • Kasus ini telah dilaporkan ke Polsek Sako Palembang, dan korban berharap keadilan ditegakkan agar sekolah kembali menjadi tempat yang aman.

SuaraSumsel.id - Dunia pendidikan di Palembang dikejutkan oleh kabar memilukan. Seorang guru PNS di SMAN 16 Palembang, Yuli Nuriza, diduga menjadi korban penganiayaan oleh rekan sesama pengajar berstatus PPPK berinisial SR.

Ironisnya, peristiwa itu terjadi bukan di luar lingkungan kerja, melainkan di dalam sekolah, tempat yang seharusnya menjadi ruang aman bagi para pendidik dan murid.

Siang itu, Yuli datang ke sekolah untuk menyerahkan berkas sertifikasi yang sudah ia tanda tangani. Ia menuju ruang operator, seperti biasa. Namun, ketika berkas itu ia serahkan, operator menolak tanpa penjelasan jelas.
Operator meminta Yuli untuk langsung menemui kepala sekolah, meski secara prosedur hal itu tidak wajib.

Dalam suasana tegang, Yuli keluar dari ruangan dan berpapasan dengan SR — rekan PPPK yang juga menjabat bendahara BOS sekolah.

Pertemuan singkat itu berubah menjadi tragedi. SR marah, memaki, dan secara tiba-tiba menampar serta mendorong Yuli hingga membenturkan kepala korban ke dinding sekolah.

Kejadian itu mengejutkan sejumlah guru lain. Dalam hitungan detik, ruang sekolah yang biasanya tenang berubah jadi tempat kekerasan yang menegangkan.

Peristiwa tersebut terekam kamera CCTV sekolah. Dalam rekaman itu, terlihat jelas tindakan kasar yang dilakukan SR terhadap Yuli. Rekaman inilah yang kemudian menjadi bukti utama laporan polisi yang diajukan korban ke Polsek Sako Palembang.

Akibat benturan itu, Yuli mengalami pembengkakan di kepala dan harus menjalani perawatan di RSK Hospital Kenten.

Meski dalam kondisi lemah, ia tetap bertekad untuk memperjuangkan keadilan. “Saya hanya ingin bekerja dengan tenang. Saya tidak pernah mencari masalah. Tapi saya juga tidak bisa diam ketika diperlakukan seperti ini,” kata Yuli dengan suara bergetar.

Kasus ini kini ditangani oleh Polsek Sako Palembang. Kanit Reskrim AKP Apriansyah membenarkan adanya laporan dan memastikan penyelidikan segera dilakukan.

Baca Juga: Dari Obrolan Chat hingga Jeratan Maut: Kronologi Lengkap Ibu Hamil Tewas di Hotel Palembang

“Benar, sudah ada laporan. Korban sudah divisum dan bukti CCTV sudah kami amankan. Proses hukum berjalan,” ujar Apriansyah melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com

Pihak sekolah, hingga kini, belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini. Namun, beberapa rekan guru berharap agar kejadian itu tidak ditutupi dan ada kejelasan hukum.

Menurut pengakuan korban, benturan fisik itu bukan muncul tiba-tiba. Yuli menyebut bahwa sebelumnya sudah ada ketegangan antara dirinya dan beberapa guru lain, termasuk SR, setelah pihak sekolah menjalani pemeriksaan dari Inspektorat Provinsi Sumatera Selatan.

Diduga, ada rasa tidak suka karena Yuli dianggap sebagai pihak yang ikut melaporkan dugaan pelanggaran internal.

Konflik pribadi itu kemudian berkembang menjadi tindakan kekerasan di tempat kerja.

Kasus ini memicu keprihatinan publik. Di media sosial, banyak warganet menyoroti betapa ironisnya dunia pendidikan yang justru diwarnai kekerasan antar guru.

Load More