Tasmalinda
Selasa, 14 Oktober 2025 | 20:04 WIB
ilustrasi harga emas di Palembang.
Baca 10 detik
  • Harga emas perhiasan di Palembang stabil di level Rp13 juta per suku.

  • Warga tetap ramai membeli emas meski harganya berada di titik tertinggi.

  • Emas dianggap sebagai aset aman untuk melindungi nilai uang dari inflasi.

SuaraSumsel.id - Sebuah fenomena menarik terjadi di pasar logam mulia Kota Palembang. Di saat harga emas bertengger di level tertinggi sepanjang sejarah, animo masyarakat untuk membeli justru tak kunjung surut. Harga yang bagi sebagian orang terasa mencekik, bagi sebagian lainnya justru dilihat sebagai sebuah peluang yang tak boleh dilewatkan.

Pantauan pada Senin (13/10/2025), harga emas perhiasan 24 karat di etalase-etalase toko emas Palembang tampak stabil dan tak bergeming dari akhir pekan lalu. Papan harga digital dengan tegas menunjukkan angka Rp 13.000.000 per suku (setara 6,7 gram), sebuah level psikologis baru yang beberapa bulan lalu hanya sebatas angan-angan.

Namun, ketenangan di segmen perhiasan ini sedikit berbeda dengan pergerakan di segmen emas murni atau logam mulia. Di sini, sang primadona investasi kembali menunjukkan taringnya.

Antam Pecah Rekor Lagi, Warga Tak Gentar

Meskipun kenaikannya tipis, pergerakan harga emas murni tetap menjadi sorotan utama. Emas murni produksi PT Aneka Tambang (Antam) kembali memecahkan rekor harga paling tinggi dalam sejarah, meski tidak disebutkan angka pastinya. Sementara itu, emas murni produksi Galeri 24 terpantau masih sama dengan harga penutupan akhir pekan kemarin.

Perbedaan tipis ini menunjukkan betapa kuatnya permintaan pasar terhadap emas batangan, terutama yang memiliki sertifikasi Antam yang diakui secara nasional. Yang paling menarik adalah respons pasar. Logika sederhana 'harga tinggi, permintaan turun' seolah tak berlaku.

Alih-alih sepi, toko-toko emas justru tetap ramai didatangi warga yang antre untuk membeli, baik dalam bentuk perhiasan maupun logam mulia batangan.

"Justru sekarang ini makin banyak yang beli. Yang jual ada, tapi lebih dominan yang beli," ungkap Hery, seorang karyawan di salah satu toko emas terkemuka di Palembang.

Menurutnya, pola pikir masyarakat telah bergeser. Emas tidak lagi dipandang sekadar sebagai perhiasan untuk menunjang penampilan, melainkan sebagai benteng pertahanan finansial.

Baca Juga: Pecah Rekor! Emas di Palembang Tembus Rp12,5 Juta per Suku, Niat Beli Jadi Jual

Mengapa Warga Tetap Membeli di Harga Puncak?

Fenomena ini didorong oleh sebuah keyakinan kuat bahwa emas adalah aset safe haven atau "pelabuhan aman" terbaik untuk melindungi nilai uang dari gerusan inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Dewi, seorang karyawati BUMN yang ditemui saat membeli emas batangan 5 gram, membagikan pandangannya.

"Kalau simpan uang di tabungan, nilainya terus turun. Mending dibelikan emas. Walaupun harganya lagi tinggi, ini kan buat jangka panjang. Anggap saja mencicil masa depan, takutnya tahun depan harganya lebih gila lagi," ujarnya mantap.

Psikologi pasar semacam ini menciptakan siklusnya sendiri: kekhawatiran akan kenaikan harga di masa depan justru memicu pembelian lebih banyak di masa sekarang, yang pada gilirannya turut menjaga harga tetap tinggi.

Para pedagang memprediksi, selama sentimen ketidakpastian ekonomi global masih kuat dan kepercayaan terhadap emas sebagai instrumen investasi tidak luntur, fenomena warga yang "tak takut harga tinggi" ini akan terus berlanjut di Palembang.

Load More