Tasmalinda
Senin, 06 Oktober 2025 | 17:24 WIB
Demonstrasi penambang di kantor PT Timah, Senin (6/10/2025). [Suara.com]
Baca 10 detik
  • Ratusan penambang rakyat di Bangka Belitung menggelar demo besar saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto.

  • Massa menolak rencana pemerintah mengalihkan pengelolaan smelter korupsi ke PT Timah Tbk.

  • Para penambang menilai kebijakan itu hanya akan memperburuk nasib mereka yang sudah sulit.

SuaraSumsel.id - Suasana di Kepulauan Bangka Belitung memanas saat kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto. Ratusan penambang rakyat yang tergabung dalam Aliansi Tambang Rakyat Bersatu menggelar demo dengan mengepung kantor pusat PT Timah Tbk di Pangkalpinang pada Senin (6/10).

Aksi ini bukan sekadar protes biasa.

Sejak pukul 09.00 WIB, massa mulai berkumpul di depan markas "raksasa" BUMN tersebut.

Dengan membawa spanduk berisi tuntutan keras, mereka menyuarakan penolakan terhadap PT Timah yang selama ini dianggap gagal menyejahterakan penambang lokal.

"Ini Soal Perut!" teriak salah satu orator, merangkum jeritan hati ribuan keluarga yang hidupnya bergantung pada butiran timah. Aksi yang dikawal ketat aparat ini menjadi puncak dari kegelisahan yang telah lama terpendam.

Menurut para penambang, PT Timah selama ini saja sudah gagal menjadi "bapak angkat" yang mengayomi mereka.

Para penambang khawatir jika PT Timah mengambil alih smelter-smelter besar tersebut, posisi tawar dan ruang gerak mereka sebagai penambang kecil akan semakin terjepit dan tidak diakui.

"Jangan sampai PT Timah jadi keranjang sampah untuk menampung masalah korupsi, sementara kami rakyat kecil yang jadi korban," seru seorang demonstran.

Dengan menggelar aksi tepat sebelum kedatangan Presiden, para penambang seolah ingin memastikan suara mereka didengar langsung oleh telinga nomor satu di republik ini.

Baca Juga: Prabowo Blak-blakan: Anies yang Bantu Aku Menang Gara-gara Nilai 11, Emak-emak Jadi Kasihan

Mereka berharap Prabowo tak hanya datang untuk meninjau, tetapi benar-benar melihat dan merasakan denyut luka rakyat di “tanah timah” Bangka Belitung.

Kunjungan ini bukan sekadar agenda kenegaraan—ia menjadi momen penentu arah masa depan industri yang selama puluhan tahun menjadi nadi ekonomi daerah.

Namun, di balik penyambutan resmi, Prabowo juga dihadapkan pada gelombang amarah dan ketidakpercayaan rakyat yang merasa kebijakan sering dibuat jauh dari realita.

Keputusan yang akan ia ambil kini dipertaruhkan: apakah menjadi awal penyembuhan, atau justru menambah luka lama.

Di tengah tekanan dan demonstrasi besar, akhirnya secercah hasil muncul.

PT Timah Tbk menyepakati harga pembelian timah dengan kadar SN 70 persen sebesar Rp300 ribu per kilogram.

Load More