SuaraSumsel.id - Di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, pagi hari dimulai dengan suara yang khas seperti dentuman mesin tambang batu bara. Suara itu sudah menjadi semacam lagu latar bagi masyarakat sekitar, tanda kehidupan sekaligus napas industri.
Namun, jika berjalan lebih dalam ke gang-gang kecil, ada suara lain yang jauh lebih lembut yakni suara tangan-tangan yang mencelup kain, menyapu kuas, menjemur lembaran batik di bawah matahari.
Dua dunia yang berbeda yakni tambang dan kain, yang hidup berdampingan.
Satu mengandalkan perut bumi, satu lagi bersandar pada tangan manusia. Di antara keduanya, ada jembatan yang bernama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, yang memilih menambang sesuatu yang lebih abadi yakni harapan.
Bayangan PETI
Di setiap daerah tambang, selalu ada cerita kelam bernama Pertambangan Tanpa Izin (PETI). Mereka menambang dalam gelap, tanpa tata kelola, tanpa keselamatan, tanpa izin negara.
Bagi sebagian orang, PETI adalah jalan bertahan hidup. Namun bagi perusahaan seperti PTBA, PETI adalah luka atas cadangan batubara terkuras, lingkungan rusak, keselamatan terancam.
Berbeda dengan “sumur minyak rakyat” yang telah dilegalkan pemerintah untuk meningkatkan produksi nasional, batubara tidak bisa diperlakukan sama. Industri ini padat modal, padat teknologi, dan sangat berisiko. Tidak mungkin dikelola secara serampangan oleh perorangan.
Jalan keluar tentu bukan dengan melegalkan, melainkan menghadirkan alternatif ekonomi. Dan di situlah PTBA menancapkan pijakan yakni memberdayakan masyarakat melalui UMKM, kriya, dan pelestarian budaya.
Baca Juga: Bukit Asam Sosialisasikan MediaMIND 2025 di Palembang: Tampilkan Inovasi Berbasis Potensi Lokal
“Kami ingin mengubah persepsi bahwa kesejahteraan tidak hanya bisa dicapai lewat tambang. Ada jalan lain yang lebih ramah, lebih abadi—dengan menghidupkan kembali kriya, UMKM, dan ekonomi kreatif,” ujar Dedy Saptaria Rosa, Division Head of Sustainability PTBA belum lama ini.
Tombak Kujur: Identitas dari Tanah Tanjung Enim
Mari masuk ke sebuah rumah kecil di Tanjung Enim. Seorang ibu sedang menorehkan lilin panas ke kain putih. Tangannya terlatih, gerakannya pelan namun pasti. Motif yang ia gambar adalah tombak Kujur yang merupakan senjata tradisional khas Muara Enim.
Motif ini bukan sekadar gambar. Ia adalah simbol keberanian, sekaligus identitas masyarakat. Berkat dukungan PTBA, motif Kujur kini telah dipatenkan, menjelma menjadi kebanggaan daerah.
Kelompok pengrajin batik Kujur pun lahir, yang seolah menjadi etalase budaya. Produksi batik ini berbasis rumah tangga, namun sudah memanfaatkan teknologi ramah lingkungan, di mana kertas bebas limbah, pewarna alami, hingga pengelolaan air yang tidak mencemari lingkungan.
Setiap lembar batik Kujur adalah narasi ialah tentang sejarah, tentang lingkungan, tentang masa depan yang ditulis bukan dengan batubara, melainkan dengan warna-warna di atas kain.
Tag
Berita Terkait
-
Bukit Asam Sosialisasikan MediaMIND 2025 di Palembang: Tampilkan Inovasi Berbasis Potensi Lokal
-
Bukit Asam Sulap Eks Kantor Tambang Jadi Hotel Heritage Standar Internasional, Dorong Pelestarian
-
Bukit Asam Dorong Sawahlunto Go Internasional Lewat Simposium Site Manager di Hotel Saka Ombilin
-
Inovasi PTBA dan UGM Hadirkan Kalium Humat Batu Bara untuk Swasembada Pangan Nasional
-
Rayakan HUT RI ke 80, Bukit Asam dan Relawan Bakti BUMN Kobarkan Semangat Bangun Negeri
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
Terkini
-
20 Link DANA Kaget Hari Ini: Buruan Klaim Saldo Gratis Sebelum Kuota Habis!
-
5 Finishing Powder untuk Mengunci Makeup agar Tetap Matte Seharian
-
5 HP Harga Terjangkau untuk Desain Mewah ala Flagship, Wajib buat Pengguna Bergaya Stylish
-
7 Sepatu Lari untuk Lari Jarak Jauh agar Kaki Tidak Cepat Pegal, Solusi bagi Pelari Marathon
-
Ratusan Jamaah Umrah Nyaris Gagal Terbang Gara-gara Macet 6 Jam di Liku Endikat Pagaralam