SuaraSumsel.id - Sebuah pernyataan sikap yang tegas dari sejumlah ulama, habaib, dan pimpinan majelis taklim terkemuka berkumpul dalam satu suara untuk menyatakan penolakan keras terhadap kehadiran organisasi Perjuangan-Walisongo Indonesia Laskar Sabililah (PWI LS).
Konferensi pers yang digelar pada Selasa (19/8) ini menjadi sinyal kuat bahwa ada sesuatu yang dianggap meresahkan dari gerakan organisasi tersebut.
Dihadiri oleh tokoh-tokoh kharismatik seperti Abuya Habib Umar Abdul Azis, Ustadz Kemas Ali, Habib Amak, dan Habib Gasim, forum ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan sebuah deklarasi untuk menjaga marwah dan kondusivitas Palembang Darussalam.
Dalam konferensi pers tersebut, Abuya Habib Umar Abdul Azis, sebagai salah satu tokoh yang dihormati, menyuarakan keprihatinan bersama.
Menurutnya, kehadiran PWI-LS berpotensi menimbulkan gesekan dan memecah belah umat yang selama ini hidup rukun dan damai di Palembang.
Pernyataan ini mengisyaratkan adanya kekhawatiran bahwa PWI-LS membawa ideologi atau agenda yang tidak sejalan dengan karakteristik dakwah dan budaya masyarakat Palembang yang moderat dan penuh toleransi.
Bukan Sekadar Penolakan, Ini Poin-Poin Tuntutan Mereka
Pernyataan sikap ini tidak berhenti pada penolakan verbal. Para ulama dan habaib merumuskan beberapa poin tuntutan konkret yang ditujukan kepada pemerintah dan masyarakat luas.
Secara tegas menolak segala bentuk kegiatan, pembentukan struktur, dan penyebaran paham oleh PWI-LS di seluruh wilayah Kota Palembang dan Sumatera Selatan.
Baca Juga: Skandal Besar di Palembang? Jejak OTT Kejati di Perkimtan Diduga Seret Nama Eks Kadis
Mengimbau seluruh masyarakat, khususnya jemaah majelis taklim dan santri, untuk tidak terpengaruh, tidak ikut serta, dan waspada terhadap gerakan PWI-LS.
Mendesak Pemerintah Kota Palembang, aparat kepolisian (Polda Sumsel/Polrestabes), dan instansi terkait untuk tidak memberikan izin dan secara aktif memantau pergerakan organisasi ini demi menjaga keamanan dan ketertiban.
Menegaskan bahwa gerakan ini murni bertujuan untuk menjaga persatuan umat Islam dan keharmonisan antarwarga di Palembang.
Sikap para ulama ini ternyata mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat.
Terlihat dalam konferensi pers kehadiran perwakilan dari ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar).
Kehadiran mereka menandakan bahwa isu ini tidak hanya menjadi perhatian kalangan agamawan, tetapi juga aktivis dan organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap stabilitas sosial di Palembang.
Berita Terkait
-
Skandal Besar di Palembang? Jejak OTT Kejati di Perkimtan Diduga Seret Nama Eks Kadis
-
Staycation Hits Palembang: 5 Hotel dengan Pemandangan Jembatan Ampera Terbaik
-
Bidar di Sungai Musi Palembang Meriah, Tapi Benarkah Sudah Jadi Identitas Sumsel?
-
Festival Perahu Bidar 2025 Jadi Pesta Rakyat Palembang, Inilah Para Pemenangnya
-
Di Balik Riuh Festival Bidar Palembang: Tradisi yang Menyatukan dan Menghidupi
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
Terkini
-
Benarkah Paham yang Dibawa Laskar Sabililah Mengancam Kultur Moderat Palembang?
-
Skandal Besar di Palembang? Jejak OTT Kejati di Perkimtan Diduga Seret Nama Eks Kadis
-
Karhutla Sumsel Capai 1.416 Hektare Sepanjang 2025, Ini Daerah yang Paling Parah
-
Sinergi KKKS dan SKK Migas Sumbagsel Menyulam Kehidupan, Ikan Tirusan Kembali ke Sungsang
-
Euromoney: BRI Menyelenggarakan 2.037 Sesi Literasi Keuangan untuk Kelompok Terpinggirkan