SuaraSumsel.id - Di era digital saat ini, game bukan lagi sekadar hiburan, tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak.
Meski bisa melatih konsentrasi dan kreativitas, penggunaan yang berlebihan justru bisa menyebabkan kecanduan game, sebuah fenomena yang kini kian mengkhawatirkan banyak orang tua.
Kecanduan game pada anak tidak hanya berdampak pada prestasi akademik, tetapi juga perilaku sosial, kesehatan mental, hingga fisik.
Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memahami tanda-tandanya dan mengambil langkah penanganan yang tepat sebelum terlambat.
Apa Itu Kecanduan Game?
Kecanduan game atau Gaming Disorder telah diakui sebagai gangguan mental oleh World Health Organization (WHO). Kondisi ini ditandai dengan:
- Kehilangan kendali atas durasi bermain
- Prioritas berlebihan terhadap game, dibanding kegiatan lain seperti sekolah, makan, hingga tidur
- Tetap bermain meski tahu ada konsekuensi negatif
- Jika kondisi ini berlangsung lebih dari 12 bulan, maka sudah masuk kategori klinis dan perlu penanganan profesional.
Tanda Anak Mulai Kecanduan Game
Sebagai orang tua, penting untuk mewaspadai gejala awal berikut:
- Menolak berhenti bermain meski sudah diberi batasan waktu
- Mengabaikan kegiatan harian seperti makan, mandi, atau belajar
- Mudah marah atau tantrum saat dilarang bermain
- Mengalami perubahan pola tidur
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Penurunan nilai di sekolah dan kurangnya minat pada aktivitas fisik
Dampak Buruk Kecanduan Game pada Anak
Jika tidak ditangani, kecanduan game dapat menyebabkan:
- Masalah penglihatan dan postur tubuh
- Kesulitan konsentrasi dan fokus belajar
- Gangguan tidur (insomnia)
- Depresi dan kecemasan
- Gangguan perkembangan sosial
Lebih parah lagi, beberapa anak bahkan bisa mengalami krisis identitas, di mana mereka lebih merasa hidup dalam dunia game daripada dunia nyata.
Cara Mengatasi Anak yang Kecanduan Game
1. Terapkan Jadwal Digital yang Konsisten
Baca Juga: 5 Cara Dapat Uang dari Roblox, Cocok untuk Pemula
Atur waktu screen time secara terstruktur. Misalnya, maksimal 1–2 jam per hari setelah menyelesaikan tugas sekolah dan pekerjaan rumah.
2. Gunakan Aplikasi Parental Control
Manfaatkan fitur kontrol orang tua di gadget atau gunakan aplikasi pihak ketiga seperti:
- Google Family Link
- Qustodio
- Kidslox
Aplikasi ini memungkinkan orang tua membatasi waktu bermain dan memantau aktivitas digital anak.
3. Alihkan dengan Aktivitas Alternatif
Dorong anak untuk melakukan kegiatan lain seperti olahraga, seni, membaca, atau kursus non-digital (musik, menggambar, dll).
Berita Terkait
-
5 Cara Dapat Uang dari Roblox, Cocok untuk Pemula
-
6 Game Edukasi Terbaik untuk Anak Belajar Coding dengan Cara Seru
-
Adu Gaya HP Gaming: Asus ROG Phone 8 vs RedMagic 9 Pro, Siapa Raja Esports?
-
7 Taktik Pro PUBG Mobile yang Wajib Kamu Kuasai di Season Terbaru!
-
Daftar HP Gaming Harga Cuma Rp2 Jutaan, Libas Game Populer Tanpa Ngelag!
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
8 HP Murah RAM Besar dan Chipset Gahar, Rp1 Jutaan dapat RAM 8 GB
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 50 Jutaan: Murah Berkualitas, Harga Tinggi Jika Dijual Kembali
-
6 Rekomendasi HP Gaming Murah Baterai Jumbo, Tahan Lama Lancar Main Game
-
Koji Takasaki Pimpin Laga Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam, Pernah Usir Muhammad Ferarri
-
Beckham Putra: Jens Raven Cs, Tolong Balas Sakit Hati Kami!
Terkini
-
7 Rekomendasi Popok Lansia Paling Nyaman, Pilihan Terbaik untuk Orang Tua
-
Bayi Demam Bikin Panik? Ini 7 Langkah Pertolongan Pertama yang Tepat di Rumah
-
Rekomendasi 6 Sepatu Lari Specs Paling Nyaman, Bikin Lari Harian Makin Semangat!
-
6 Desain Rumah Subsidi 6x12 Idaman, Ada Kolam Ikan Kecil untuk Healing!
-
Bank Sumsel Babel Catat Kinerja Positif Semester I 2025, Laba Tembus di Atas Target