SuaraSumsel.id - Rasanya mustahil membuka Instagram atau berjalan di pusat kota tanpa melihatnya dengan siluet ramping, sol gum berwarna coklat, dan tiga garis ikonik di samping.
Ya, kita bicara tentang Adidas Samba.
Sepatu yang dulu identik dengan lapangan futsal kini menjadi alas kaki wajib bagi para ikon gaya, dari Bella Hadid hingga A$AP Rocky.
Pertanyaannya, bagaimana sepatu yang lahir lebih dari 70 tahun lalu ini bisa meledak dan menjadi fenomena global di era sekarang?
Jawabannya adalah perpaduan sempurna antara sejarah yang otentik, momentum budaya, dan desain yang tak lekang oleh waktu.
Kisah Samba dimulai pada tahun 1949. Adolf "Adi" Dassler merancangnya bukan untuk catwalk, melainkan untuk lapangan sepak bola Eropa yang membeku.
Sol karetnya yang berdaya cengkeram tinggi memberikan traksi yang dibutuhkan pemain di permukaan yang licin.
Nama "Samba" sendiri adalah taktik marketing cerdas yang bisa jadi terinspirasi dari demam tarian Samba di Brasil menjelang Piala Dunia 1950, untuk menarik audiens global.
Selama beberapa dekade, Samba hidup nyaman sebagai sepatu sepak bola dalam ruangan (indoor) yang andal. Fungsinya jelas, desainnya sederhana. Namun, di sinilah letak bibit kehebatannya.
Baca Juga: Samba vs Palermo: Duel Sepatu Klasik yang Kembali Viral, Pilih Mana?
Pada tahun 70-an dan 80-an, sebuah subkultur baru lahir di tribun stadion Inggris: football casuals. Para penggemar ini ingin membedakan diri, bukan dengan jersey tim, melainkan dengan merek desainer Eropa dan sneaker yang sulit didapat.
Adidas Samba, dengan akarnya dari Jerman dan desainnya yang bersih, menjadi bagian dari "seragam" tidak resmi mereka.
Momen inilah yang menanamkan "DNA keren" pada Samba. Ia menjadi simbol bagi mereka yang "tahu", sebuah penanda gaya yang low-key namun sarat makna. Ia bukan sekadar sepatu, tapi sebuah pernyataan keanggotaan dalam sebuah kelompok eksklusif.
Validasi Selebriti & Influencer: Ketika figur seperti Hailey Bieber, Kendall Jenner, dan Frank Ocean mulai mengenakannya secara konsisten, publik mulai memperhatikan. Mereka memadukan Samba dengan segala hal, dari jeans longgar hingga gaun, membuktikan versatilitasnya yang luar biasa.
Kolaborasi dengan Dunia Fashion: Momen puncaknya adalah kolaborasi dengan desainer Inggris-Jamaika, Grace Wales Bonner.
Kolaborasi ini mengangkat Samba dari sepatu olahraga menjadi sebuah objek fashion mewah. Jahitan tangan, detail premium, dan palet warna yang unik mengubah persepsi publik selamanya.
Tren "Blokecore" di TikTok: Generasi Z menemukan kembali estetika terrace melalui tren "Blokecore" dan "Blokette" di TikTok. Memakai jersey sepak bola retro dengan celana jeans dan Samba menjadi formula gaya yang viral.
Samba bukan lagi hanya sepatu, tapi komponen kunci dari sebuah aesthetic.
Mengapa Semua Orang Menggilainya?
Daya tarik Samba terletak pada kesederhanaannya yang brilian.
Siluet Universal: Tidak chunky, tidak berlebihan. Profilnya yang ramping membuatnya cocok untuk hampir semua bentuk kaki dan gaya berpakaian.
Versatilitas Tanpa Batas: Bisa dipakai untuk acara santai, semi-formal, pria maupun wanita. Ia adalah "bunglon" di dunia sepatu.
Harga yang Relatif Terjangkau: Dibandingkan dengan sneaker hype lainnya, model standar Samba (OG) memiliki harga yang masuk akal, membuat tren ini lebih mudah diakses oleh banyak orang.
Samba berhasil melakukan apa yang hanya bisa diimpikan oleh banyak merek: ia menjadi viral bukan karena kampanye marketing besar-besaran, tetapi karena relevansi budayanya yang dibangun selama puluhan tahun.
Ia adalah bukti bahwa desain yang jujur dan otentik akan selalu menemukan jalannya kembali ke puncak.
Tag
Berita Terkait
-
Samba vs Palermo: Duel Sepatu Klasik yang Kembali Viral, Pilih Mana?
-
Panduan Lengkap Memilih Sepatu Adidas: Dari Kantor Hingga Nongkrong!
-
Alasan di Balik Harga Fantastis Sepatu Adidas Ultraboost: Bisa Lari Lebih Cepat?
-
8 Sepatu Adidas Wajib Punya 2025: Investasi Gaya Jangka Panjang
-
7 Rekomendasi Sepatu Adidas Harga di Bawah Rp2 Juta, Cocok Buat Jalan-jalan sekaligus ke Kantor
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Cara Membedakan Sepatu Original dan KW, Ini 7 Tanda yang Harus Diperiksa
Pilihan
-
Data Pribadi RI Diobral ke AS, Anak Buah Menko Airlangga: Data Komersil Saja!
-
Rafael Struick Mandul, Striker Lokal Bersinar Saat Dewa United Gilas Klub Malaysia
-
5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Kuat untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Vietnam Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Tapi Warganya: Ekonomi Aja Sulit!
Terkini
-
Converse Chuck 70 vs Classic All Star: Lebih Mahal, Apa Benar Chuck 70 Jauh Lebih Unggul?
-
Adidas Samba: Dari Lapangan Hijau ke Puncak Tren Fashion, Kenapa Semua Orang Menggilainya?
-
Lebih dari Sekadar Sepatu Lari: Transformasi Asics Gel NYC dari Track ke Dunia Catwalk
-
New Balance 550: Kebangkitan Ikon Basket Lawas yang Kini Jadi Raja Streetwear Dunia
-
Bank Sumsel Babel Borong 2 Penghargaan dari BP Tapera, Bukti Komitmen di Sektor Perumahan