SuaraSumsel.id - Kesehatan masyarakat adalah cerminan dari kesejahteraan suatu wilayah. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan melalui Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumatera Selatan 2024 baru-baru ini merilis data angka kesakitan yang mengejutkan, memicu banyak pertanyaan dan diskusi.
Angka kesakitan, atau morbiditas, menjadi indikator krusial untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu wilayah, menunjukkan adanya gangguan kesehatan yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah, mengurus rumah tangga, maupun aktivitas lainnya.
Tren yang Mengkhawatirkan: Peningkatan Angka Kesakitan di Sumsel
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2024 menunjukkan bahwa angka kesakitan penduduk Sumatera Selatan mencapai 10,35%.
Angka ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 8,29% pada tahun 2023.
Kenaikan 2,06% dalam satu tahun ini tentu menjadi sorotan dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Apa yang menyebabkan peningkatan ini? Apakah ini efek jangka panjang dari gaya hidup, perubahan lingkungan, ataukah akses terhadap layanan kesehatan yang belum merata?
Fakta Menarik #1: Kesenjangan Kesehatan Kota dan Desa
Salah satu temuan menarik dari data BPS adalah perbedaan angka kesakitan antara wilayah perkotaan dan perdesaan.
Baca Juga: Rayakan Ultah ke 38, Rayi RAN Galang Dana untuk Sekolah Rusak di Pedalaman Sumsel
Pada tahun 2024, angka kesakitan di wilayah perkotaan Sumatera Selatan tercatat sebesar 9,90%, yang secara mengejutkan lebih rendah dibandingkan dengan wilayah perdesaan yang mencapai 10,63%.
Mengapa demikian? BPS mengindikasikan bahwa hal ini menunjukkan masyarakat perkotaan cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap fasilitas kesehatan serta pemahaman yang lebih tinggi tentang kesehatan.
Di kota, infrastruktur kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan apotek lebih mudah dijangkau.
Selain itu, kampanye kesehatan dan informasi gizi juga mungkin lebih intensif diterima oleh penduduk perkotaan.
Di sisi lain, masyarakat perdesaan mungkin menghadapi tantangan akses geografis, keterbatasan fasilitas, serta tingkat pendidikan dan informasi kesehatan yang belum seoptimal di kota.
Fakta Menarik #2: Misteri di Balik Ketahanan Pria Sumsel
Berita Terkait
-
Rayakan Ultah ke 38, Rayi RAN Galang Dana untuk Sekolah Rusak di Pedalaman Sumsel
-
Aroma Kopi Sumsel Menyebrangi Pulau: Dari Toko Kecil ke Cangkir Nusantara Bersama JNE
-
Diterpa Sumsel United, Suporter Sriwijaya FC Tetap Padati Latihan Perdana
-
Tak Sekadar Ngopi, Begini Cara OJK Bangun Ekosistem Kopi Sumsel untuk Petani
-
Dua Klub, Satu Markas! SFC & Sumsel United Berbagi GSJ, Ricuh Nggak Nih?
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Bikin Haru! Celine Evangelista Ungkap Alasan Masuk Islam: Hidup Lebih Bahagia
-
Hari Patah Hati Nasional? Arhan Jatuhkan Ikrar Talak, Pernikahan dengan Zize Resmi Berakhir
-
Bank Sumsel Babel Dorong Hunian Terjangkau, Salurkan Rp43 Miliar KPR FLPP per September 2025
-
Kartu Liputan Istana Dikembalikan, Tapi Bayangan Represif Pers Belum Hilang
-
Buruan Cek! 10 Link DANA Kaget Terbaru Hari Ini, Klaim Saldo Gratis Tanpa Ribet