Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 12 Juni 2025 | 22:30 WIB
ilustrasi pelibatan militer pada pembinaan anak bermasalah

Tujuannya jelas: memberikan sanksi kepada siswa nakal atau anak-anak bermasalah agar memiliki efek jera. Program ini diproyeksikan bekerjasama dengan TNI AD, khususnya Yonif 200 Raider.

Menurut Sekretaris Daerah Palembang, Aprizal Hasyim, langkah ini ditempuh karena tingkat kenakalan remaja di Palembang cukup mengkhawatirkan.

Sekolah militer ala Ratu Dewa bahkan disebut-sebut akan bersifat wajib bagi para siswa bermasalah.

Di sini lah letak perbedaannya: jika Herman Deru lebih bersifat pencegahan, maka Ratu Dewa lebih menitikberatkan pada penindakan.

Baca Juga: Investor Saham Sumsel Tembus 395 Ribu, Didominasi Anak Muda! Ini Tips KSEI Biar Cuan Maksimal

Perbandingan keduanya pun memicu reaksi publik, terutama di media sosial.

Banyak yang mendukung langkah tegas Pemkot Palembang, karena persoalan geng motor, tawuran, hingga pergaulan bebas di Palembang kian marak. Namun, tidak sedikit pula yang menilai bahwa program Ratu Dewa harus hati-hati agar tidak menimbulkan trauma pada remaja.

Beberapa netizen bahkan menyebut, “Kalau bisa digabung aja. Retret Herman Deru untuk pencegahan, sekolah militer Ratu Dewa untuk yang sudah kebablasan.”

Kini, publik menanti langkah konkret dari kedua pemimpin daerah tersebut.

Apakah nantinya program-program ini bisa saling melengkapi untuk menyelamatkan generasi muda Sumsel dari bahaya kenakalan remaja dan degradasi moral?

Baca Juga: Satgas Khusus CSR di Sumsel Dibentuk! Biar Bantuan Perusahaan Tambang Nggak Cuma Janji

Yang jelas, adu gagasan ini menjadi bukti bahwa perhatian terhadap masa depan remaja Sumsel semakin serius.

Tinggal bagaimana eksekusinya bisa tepat sasaran tanpa melanggar hak anak dan prinsip pendidikan yang humanis.

Remaja suka tawuran akan diberi pelatihan di markas Raider Yonif 200

Bermula dari Dedi Mulyadi

Gagasan tentang pendidikan disiplin melalui pendekatan militer sejatinya bukan hal baru di Indonesia.

Salah satu tokoh yang pernah mempopulerkan konsep tersebut adalah Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta.

Pada masanya, Dedi Mulyadi pernah menerapkan program pembinaan anak-anak nakal atau yang terlibat pelanggaran dengan cara mengirim mereka ke barak militer.

Load More