SuaraSumsel.id - The Rise of Kingdom of Berbari menjadi salah satu animasi lokal yang wajib ditonton, terutama bagi warga Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Disajikan dengan dialog berbahasa Palembang yang kental, animasi ini sukses menghadirkan nuansa akrab dan menghibur.
Ceritanya sederhana, tapi punya pesan moral yang relevan, apalagi dengan bumbu humor lokal yang membuat penonton tersenyum sendiri.
Yang paling menarik, animasi ini juga menyisipkan unsur budaya Dulmuluk, salah satu teater tradisional legendaris Palembang.
Sentuhan budaya lokal yang dikemas dalam visual modern membuat The Rise of Kingdom of Berbari bukan hanya tontonan, tapi juga cara kreatif melestarikan warisan budaya.
Animas Lokal yang Diperbincangkan
Dunia animasi lokal kembali berwarna dengan hadirnya The Rise of Kingdom of Berbari, sebuah karya animasi berbahasa Palembang yang kini tengah menjadipembicaraan terutama di kalangan pecinta film dan budaya di Sumatera Selatan.
Animasi yang tayang perdana di platform YouTube ini langsung mencuri perhatian karena mengangkat nuansa khas Palembang, mulai dari dialog, latar cerita, hingga unsur budaya yang selama ini jarang diangkat ke dalam bentuk animasi modern.
Salah satu daya tarik utamanya adalah penggunaan Bahasa Palembang dalam dialog antartokoh, yang membuat cerita terasa sangat akrab di telinga masyarakat Sumatera Selatan.
Baca Juga: Investor Saham Sumsel Tembus 395 Ribu, Didominasi Anak Muda! Ini Tips KSEI Biar Cuan Maksimal
Lebih dari sekadar hiburan, The Rise of Kingdom of Berbari juga menyisipkan nilai sejarah dan budaya lokal.
Menariknya lagi, sosok di balik key animation animasi ini adalah Radifa CP yang dikenal sebagai putri asli Palembang.
Dalam narasi pembukanya, disebutkan bahwa animasi ini terinspirasi dari Dulmuluk, salah satu kesenian teater tradisional kebanggaan Palembang.
“This animation is inspired by the Dulmuluk theater, which is one of the traditional theater arts in Palembang,” demikian tertulis dalam pengantar cerita animasi tersebut.
Dulmuluk sendiri merupakan teater rakyat yang berkembang sejak abad ke-20.
Kesenian ini awalnya berangkat dari cerita Syair Sultan Abdul Muluk karya Raja Ali Haji, yang dibacakan oleh seorang pedagang Arab bernama Wan Bakar.
Cerita ini kemudian berkembang menjadi seni pertunjukan yang populer, sering dipentaskan dalam acara hajatan, seperti pernikahan atau ritual cukur rambut bayi.
Kreator animasi The Rise of Kingdom of Berbari mencoba membangkitkan kembali ingatan masyarakat Palembang terhadap kekayaan budaya tersebut, namun dengan balutan visual yang lebih kekinian.
Dalam episode perdananya, animasi ini mengisahkan tentang sebuah kerajaan yang tengah menghadapi ancaman musim kemarau.
Sang raja pun memberikan wejangan agar rakyatnya dipersiapkan pupuk dan ahli cuaca sebagai langkah antisipasi.
Alur cerita sederhana namun penuh pesan moral ini disajikan dengan gaya tutur kerajaan khas Palembang yang ringan sekaligus menghibur.
Keberanian tim kreator untuk menyajikan animasi dalam bahasa lokal mendapatkan sambutan positif dari warganet.
Banyak yang merasa terhibur, sekaligus bangga karena Bahasa Palembang bisa tampil dengan gaya yang modern dan bisa dinikmati lintas generasi.
Tak hanya soal bahasa, The Rise of Kingdom of Berbari juga menuai pujian karena mampu menghadirkan budaya lokal Palembang yang mulai terlupakan.
Apalagi di tengah maraknya animasi luar negeri yang membanjiri platform digital, kehadiran karya lokal seperti ini menjadi angin segar bagi pecinta budaya dan kreator lokal.
Animasi The Rise of Kingdom of Berbari dapat disaksikan secara gratis melalui tautan berikut: Tonton di YouTube.
Kehadiran animasi ini menjadi langkah awal penting dalam memperkenalkan kembali kekayaan budaya Palembang kepada generasi muda, sekaligus membuka jalan bagi karya-karya sejenis agar budaya lokal tidak hanya menjadi kenangan, tetapi hidup dalam karya kreatif yang mendunia.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Pegawai Pemkot Palembang Dikeroyok di Kantor, Diduga Dipicu Masalah Pekerjaan
-
Kolaborasi Kilang Pertamina dan BUMN Wujudkan Kampung Iklim Lestari Sei Selincah Palembang
-
Resmi Diluncurkan! Ini Manfaat Kartu Identitas Pedagang (KIP) untuk Pedagang Pasar Palembang
-
Menyalakan Harapan dari Sampah: Menakar Energi Bersih Pembangkit Listrik di Palembang
-
Pendaftaran SPMB Palembang 2025 Tahap 2 Dibuka, Ini Cara Daftar dan Link Resminya
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Saksikan Kisah Tunggu Tubang di UIN Raden Fatah Palembang: Film, Foto, dan Diskusi Publik
-
Raup Rp20 Triliun, PT Bukit Asam Kini Ubah Batu Bara Jadi Energi Surya dan Pupuk Pangan
-
Didominasi Pemain Muda, Sriwijaya FC Siap Bangkit Demi Kembali ke Liga 1
-
PTBA Buktikan Transformasi Hijau, Raih Katadata ESG Index Awards 2025
-
PT Sele Raya Belida Kantongi Temuan Migas Signifikan di Muara Enim