SuaraSumsel.id - Setelah gemuruh takbir Iduladha bergema, umat Muslim di seluruh dunia memasuki hari-hari yang dikenal sebagai Hari Tasyrik.
Tiga hari istimewa ini—tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah—memiliki kedudukan dan makna tersendiri dalam syariat Islam, terutama terkait dengan sebuah larangan penting: puasa.
Bagi sebagian orang, larangan ini mungkin menimbulkan pertanyaan, mengapa di hari-hari yang masih bernuansa ibadah haji dan kurban ini justru tidak diperbolehkan berpuasa?
Jawabannya terletak pada esensi perayaan dan penghormatan terhadap nikmat Allah SWT.
Mengenal Hari Tasyrik: Hari Makan dan Minum
Secara etimologis, "tasyriq" berasal dari kata syarraqa yang berarti menjemur daging.
Dahulu kala, di hari-hari ini, jemaah haji dan masyarakat yang berkurban akan menjemur daging kurban mereka di bawah sinar matahari untuk diawetkan, mengingat belum adanya teknologi pendingin modern.
Namun, lebih dari sekadar aktivitas fisik, makna "tasyriq" kini merujuk pada "hari-hari menjemur" atau "hari-hari memancarkan cahaya", melambangkan kegembiraan dan syukur.
Dalam Islam, Hari Tasyrik adalah kelanjutan dari perayaan Iduladha. Rasulullah SAW dengan tegas menyatakan mengenai hari-hari ini:
Baca Juga: Tiga Contoh Khutbah Idul Adha 2025
"Hari-hari tasyrik adalah hari-hari makan dan minum, serta berzikir kepada Allah." (HR. Muslim)
Hadis ini menjadi pondasi utama larangan berpuasa. Ini bukan sekadar larangan sepihak, melainkan perintah untuk menikmati karunia Allah, merayakan kebersamaan, dan meningkatkan zikir serta syukur.
Mengapa Puasa Dilarang? Perspektif Syariat dan Hikmahnya
Larangan puasa pada Hari Tasyrik mencakup segala jenis puasa, baik puasa wajib (seperti qadha Ramadhan yang belum sempat diselesaikan) maupun puasa sunah (seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Arafah yang dilakukan di hari-hari lain).
Para ulama sepakat tentang keharaman berpuasa di hari-hari tersebut berdasarkan dalil-dalil yang kuat dari Al-Qur'an dan Sunnah.
Beberapa hikmah di balik larangan ini antara lain:
- Perayaan Kemenangan dan Syukur: Hari Tasyrik adalah bagian dari perayaan Iduladha, yang melambangkan kemenangan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah Allah serta semangat pengorbanan. Puasa di hari raya justru akan mengurangi esensi perayaan dan syukur atas nikmat kurban yang telah Allah anugerahkan.
- Hari Makan dan Minum: Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk bersukacita dan menikmati rezeki-Nya. Daging kurban yang dibagikan adalah bentuk karunia Allah yang harus disantap dan disyukuri, bukan ditahan dengan berpuasa. Ini adalah waktu untuk menikmati kebaikan hidup dan berbagi kebahagiaan.
- Keringanan dari Allah: Larangan puasa ini juga menunjukkan kemudahan dan keringanan dalam beragama Islam. Setelah beribadah qurban, Allah tidak memberatkan hamba-Nya dengan puasa, melainkan menganjurkan untuk menikmati makanan dan minuman.
- Zikir dan Taqarrub: Meski dilarang puasa, Hari Tasyrik adalah momen untuk memperbanyak zikir kepada Allah, terutama takbir tasyrik yang dilantunkan setelah salat fardhu. Ini adalah waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui bentuk ibadah lain selain puasa, yaitu dengan syukur dan mengingat-Nya.
Makna Lebih Dalam Bagi Umat Muslim
Bagi umat Muslim, Hari Tasyrik adalah pengingat bahwa ibadah tidak melulu tentang menahan diri (puasa), tetapi juga tentang menikmati anugerah Allah dengan penuh rasa syukur.
Ini adalah momen untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga dan tetangga melalui hidangan kurban, serta merenungkan makna pengorbanan dan ketaatan.
Di hari-hari ini, kebahagiaan harus terpancar melalui hidangan yang lezat, tawa riang, dan zikir yang tak henti.
Maka dari itu, mari kita jadikan Hari Tasyrik sebagai momentum untuk merefleksikan diri, bersyukur atas nikmat yang melimpah, dan mempererat ukhuwah Islamiyah dengan sesama. Bukan dengan menahan lapar dan dahaga, melainkan dengan memanjatkan puji-pujian kepada Sang Pencipta atas segala karunia-Nya.
Berita Terkait
-
Tiga Contoh Khutbah Idul Adha 2025
-
Sapi Kurban Kabur: Hiburan Idul Adha yang Mengundang Tawa dan Kekhawatiran
-
Banjir Bandang Terjang OKU, 1.245 Rumah Terendam, Ribuan Warga Mengungsi Saat Idul Adha
-
Santap Daging Kurban Tanpa Khawatir! 7 Buah Penyelamat Kolesterol Saat Idul Adha
-
Sate Kambing Kurban Idul Adha: Resep Rahasia Empuk dan Bebas Bau Prengus
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
Pilihan
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
Terkini
-
Sepatu Sekolah ala Cewek Mamba Lagi Hits! Ini 5 Model Full Black yang Stylish dan Nyaman
-
Misteri Rumah Emas di OKI: HS Disasar BNN, Diduga Jaringan Narkoba Nusakambangan
-
Tren Sepatu Tipis Kembali! Kenapa Model Sepatu Plimsoll Kini Diincar Anak Muda 2025?
-
5 Rekomendasi Sepatu Adidas yang Cocok Dipadukan dengan Celana Jeans
-
Dari Dermawan Jadi Tersangka? Sosok HS Crazy Rich OKI yang Rumahnya Digerebek BNN