Warga dan Alam, Korban yang Terlupakan
Karhutla bukan hanya bencana ekologis, tetapi juga tragedi kemanusiaan. Ribuan warga terdampak setiap tahun, mengalami gangguan pernapasan, kehilangan sumber penghidupan, dan harus meninggalkan rumah karena kabut asap. Anak-anak tak bisa sekolah, dan banyak balita dirawat karena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Di sisi lain, flora dan fauna lokal terdesak habitatnya. Spesies endemik pun terancam punah. Lahan gambut yang menyimpan karbon dalam jumlah besar kini berubah menjadi sumber emisi berbahaya.
Jalan Panjang Pemulihan
Upaya pemulihan lingkungan pascakebakaran hutan dan lahan bukanlah pekerjaan yang bisa selesai dalam hitungan bulan atau bahkan tahun.
Ini adalah perjalanan panjang yang bisa memakan waktu puluhan tahun, dengan biaya besar dan kerja lintas generasi.
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup terus mengupayakan restorasi lahan, termasuk pemulihan ekosistem gambut, penanaman ulang pohon, serta penguatan sistem pemantauan dini terhadap potensi karhutla.
Namun, semua langkah ini akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan komitmen serius dari para pemegang konsesi lahan.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa saat ini bukan lagi waktunya mencari siapa yang salah, melainkan siapa yang berani mengambil tanggung jawab atas kerusakan yang telah terjadi.
Baca Juga: Diingatkan Setelah Bertahun-tahun Asap? 277 Perusahaan Sawit Sumsel Dikejar Deadline KLHK
Sebab dalam banyak kasus, perusahaan-perusahaan besar dengan izin konsesi luas memiliki peran strategis dalam menjaga atau justru melalaikan keselamatan lingkungan.
Menurut Hanif, sudah saatnya perusahaan-perusahaan ini berhenti bersembunyi di balik dalih teknis atau menyalahkan pihak lain.
Mereka harus tampil ke depan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dan menjadi bagian utama dari solusi, bukan sekadar menunggu atau menghindari sanksi. Karena di balik tanah yang hangus itu, tersimpan masa depan masyarakat, keanekaragaman hayati, dan stabilitas iklim yang harus kita jaga bersama.
Berita Terkait
-
Diingatkan Setelah Bertahun-tahun Asap? 277 Perusahaan Sawit Sumsel Dikejar Deadline KLHK
-
Guru Olahraga SMKN 1 Lubuk Linggau Cabuli Belasan Muridnya, Kebusukan Terbongkar
-
Bank Sumsel Babel Raih Dua Penghargaan Nasional: Perkuat Posisi sebagai Motor Penggerak Ekonomi
-
Lintasan Tak Dijaga, Dua Remaja Tewas Usai Terobos Rel Babaranjang di OKU
-
Muba Dukung Legalisasi Sumur Rakyat, Tinggal Tunggu Restu Pemerintah Pusat
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Buruan! 7 Link Dana Kaget Hari Ini Sudah Rilis, Langsung Cair ke Akun DANA Kamu
-
Gubernur Herman Deru Dorong Generasi Muda Berani Berinovasi di Ajang Lomba SMK & Job Fair 2025
-
Herman Deru Buka Arah Legislasi 2026: Empat Raperda Prioritas Masuk Propemperda
-
Herman Deru: Kunci Ketahanan Pangan Sumsel pada Integrasi HuluHilir, Bukan Sekadar Produksi
-
Sumsel Siap Jadi Destinasi Health Tourism 2026, Peringatan HKN ke-61 Jadi Titik Balik