Namun, pihaknya menegaskan bahwa kecelakaan ini murni akibat kelalaian pengguna jalan.
“Tidak ada indikasi kelalaian dari pihak masinis. Ini murni karena korban menerobos lintasan tanpa memastikan kondisi aman,” katanya.
Kedua jenazah kini telah dimakamkan di TPU Desa Karang Dapo, dan keluarga korban masih dalam kondisi terpukul.
Di rumah duka, isak tangis pecah dari kerabat dan teman sekolah yang tak menyangka dua pemuda ceria itu akan pergi secepat ini.
Baca Juga: Muba Dukung Legalisasi Sumur Rakyat, Tinggal Tunggu Restu Pemerintah Pusat
Tragedi yang Harus Jadi Peringatan
Peristiwa memilukan ini menambah daftar panjang korban jiwa di perlintasan kereta api tanpa penjaga di Indonesia. Lembaga Keselamatan Transportasi Darat pun telah berulang kali mengingatkan perlunya peningkatan pengamanan di jalur-jalur rawan kecelakaan.
“Harus ada keseriusan pemerintah daerah dan PT KAI untuk mengamankan perlintasan sebidang, minimal dengan palang otomatis dan lampu peringatan,” kata pengamat transportasi dari Universitas Sriwijaya, Deni Arfandi.
Kini, masyarakat Karang Dapo hanya bisa berharap agar kejadian serupa tak terulang kembali di masa mendatang. Kematian tragis Alfarez dan Afgan bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga mereka, tetapi juga mengguncang kesadaran seluruh warga desa akan pentingnya keselamatan di perlintasan kereta api.
Dua remaja yang dikenal ramah dan aktif di lingkungan sekolah itu meregang nyawa di tempat yang seharusnya bisa mereka lewati dengan aman.
Baca Juga: Bank Sumsel Babel Bagi-Bagi Hadiah di Digital Kito Galo, Buka Tabungan Dapat Sepeda
Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa di tengah derasnya laju pembangunan dan modernisasi transportasi, masih banyak titik rawan yang luput dari perhatian.
Minimnya fasilitas pengaman seperti palang otomatis, sinyal suara, dan penjagaan manusia menjadi celah fatal yang bisa merenggut nyawa kapan saja.
Warga kini berharap agar pemerintah daerah, bersama PT KAI dan instansi terkait, mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem keamanan di perlintasan sebidang, terutama di desa-desa terpencil.
Keselamatan warga, terutama generasi muda, harus menjadi prioritas utama agar peristiwa memilukan seperti ini tidak kembali terulang dan mengoyak hati banyak keluarga lagi.
Berita Terkait
-
Muba Dukung Legalisasi Sumur Rakyat, Tinggal Tunggu Restu Pemerintah Pusat
-
Bank Sumsel Babel Bagi-Bagi Hadiah di Digital Kito Galo, Buka Tabungan Dapat Sepeda
-
Harmoni Kopi, Padi dan Perempuan: Menyusuri Jejak Kehidupan Tunggu Tubang di Sumatera
-
Digital Kito Galo 2025: QRIS Bikin Hidup Makin Mudah, Cukup Sikok Pacak Galo
-
Satu Sentuhan QRIS di Palembang: Gerbang Aman Menuju Dunia Transaksi Tanpa Batas
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Mobil Bekas Setara Harga Motor Baru di Bawah 25 Juta, Lengkap Spesifikasi dan Pajaknya
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
Cek Sekarang! Kumpulan DANA Kaget Terbaru, Siap-Siap Dapat Saldo Gratis
-
Diingatkan Setelah Bertahun-tahun Asap? 277 Perusahaan Sawit Sumsel Dikejar Deadline KLHK
-
Guru Olahraga SMKN 1 Lubuk Linggau Cabuli Belasan Muridnya, Kebusukan Terbongkar
-
Dari Lactogrow hingga SGM, Ini Daftar Susu Dapat Cashback Rp15 Ribu Alfamart
-
Bank Sumsel Babel Raih Dua Penghargaan Nasional: Perkuat Posisi sebagai Motor Penggerak Ekonomi