Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 07 Mei 2025 | 22:34 WIB
Pembongkaran makam di Palembang, Sumatera Selatan

SuaraSumsel.id - Aksi tak terpuji mengguncang ketenangan kawasan pemakaman Telaga Swidak, Seberang Ulu II, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Sebanyak delapan makam milik keluarga Annur menjadi sasaran aksi vandalisme dan pencurian, setelah batu nisan mereka dihancurkan dan besi-besinya digasak oleh pelaku tak dikenal.

Peristiwa memilukan ini pertama kali terungkap saat pagar pemakaman dibuka untuk prosesi pemakaman jenazah pada Selasa sore, 6 Mei 2025.

Dalam video berdurasi 40 detik yang diunggah akun Instagram @palembang.update, terlihat jelas kondisi makam-makam yang dirusak dengan brutal.

Baca Juga: Cek Loker Palembang Hari Ini: CitraGrand City Buka Posisi Strategis di Proyek Konstruksi

Bongkahan batu berserakan, nisan-nisan porak-poranda, dan besi-besi penyangga hilang tak bersisa.

Tak hanya itu, pagar pemakaman yang sebelumnya menutup akses juga dilaporkan ikut lenyap dalam dua minggu terakhir—diduga diambil oleh pelaku yang sama.

Pemakaman pribadi keluarga Annur, yang berada di area pemakaman umum Telaga Swidak tepatnya di Jalan Rukun I, Kecamatan SU II, seketika berubah menjadi lautan duka dan amarah.

Herman, penjaga makam, mengungkapkan bahwa kerusakan parah terjadi karena pelaku menggunakan alat berat dan beraksi saat malam, memanfaatkan kondisi jalan yang sepi.

“Kalau siang, pagar selalu terkunci. Tapi dua minggu lalu kunci pagar sudah dirusak. Pelaku sepertinya tahu waktu dan kondisi sekitar. Batu-batu besar yang menopang besi ikut dihancurkan,” ujar Herman saat ditemui di lokasi pada Rabu sore, 7 Mei 2025.

Baca Juga: Sandera Ijazah Karena Gaji Murah, Puluhan Karyawan Tuntut Dikembalikan

Lebih miris lagi, Herman menduga pelaku tidak beraksi sendirian.

Ia mengaku sering melihat gerombolan remaja nongkrong di area kuburan, bahkan duduk di atas makam, dan kerap membuat resah para peziarah.

“Sudah sering kami peringatkan, tapi mereka tetap datang. Delapan makam rusak, ini bukan ulah satu orang,” tegasnya.

Aparat kepolisian dari Polsek SU II Palembang turut turun tangan.

Kapolsek Seberang Ulu II Palembang, Kompol Dedy Ardiansyah, menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah menerima informasi awal mengenai perusakan makam dari unggahan media sosial.

Menyadari kepekaan dan keseriusan situasi, Dedy bersama anggotanya langsung turun ke lokasi pemakaman Telaga Swidak untuk memastikan kebenarannya.

“Kami temukan memang benar, sejumlah makam mengalami kerusakan cukup parah. Besi-besi yang sebelumnya menancap di batu nisan raib, diduga kuat dicuri.

Namun sampai saat ini, belum ada laporan resmi dari pihak keluarga,” ujar Dedy di lokasi kejadian.

Ia menegaskan, apabila laporan resmi telah diterima, penyelidikan akan segera digelar dan penegakan hukum dilakukan tanpa kompromi.

Insiden ini tak hanya menyisakan kerusakan fisik, tetapi juga menyayat batin masyarakat. Bagaimana mungkin sebuah tempat peristirahatan terakhir pun tidak luput dari kejahatan demi keuntungan pribadi?

Tragedi ini menggugah kesadaran bersama tentang krisis moral yang kian meresahkan. Bagi keluarga korban, makam bukan sekadar tumpukan tanah dan batu nisan, melainkan simbol penghormatan dan kasih sayang terakhir untuk orang tercinta — bukan tempat yang layak dijadikan ladang perburuan besi tua.

Viral Dikomentari Netizen

Komentar netizen terhadap perusakan dan pencurian besi di makam Telaga Swidak, Palembang, mencerminkan keprihatinan mendalam dan kemarahan yang bercampur dengan rasa sedih.

Banyak yang tak habis pikir bagaimana tempat suci dan tenang seperti kuburan bisa menjadi sasaran kejahatan. “Astaghfirullahaladzim ,” tulis seorang pengguna Instagram yang merasa pilu atas kejadian ini.

Ada juga yang mengungkapkan ironi dengan nada getir, “Wong mati lagi keno lanake,” menggambarkan betapa bahkan jenazah pun tak luput dari tangan-tangan tak bertanggung jawab.

Komentar lain menyindir dengan istilah “Gotham City Sumsel” untuk menyoroti betapa rusaknya tatanan sosial di wilayah itu.

Beberapa pengguna menyentil kondisi ekonomi masyarakat, “Emg brpo besi sekilo? Lg mahal apo ck mno,” dan bahkan ada yang menyinggung peringkat kriminalitas Palembang yang disebut kini berada di bawah Medan.

Load More