Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 24 April 2025 | 18:10 WIB
PPDS Unsri Disarankan tempuh jalur hukum usai diduga ditendang konsulen RSMH

Selain mendorong proses hukum, Nopianto juga berharap peristiwa ini menjadi momentum perbaikan menyeluruh dalam sistem pendidikan dokter spesialis di Sumsel.

Kekerasan dalam dunia akademik, dalam bentuk apa pun, menurutnya adalah warisan masa lalu yang tidak lagi relevan dengan semangat pendidikan modern.

“Pendidikan bukan soal senioritas yang menekan, tapi tentang bagaimana membentuk generasi dokter yang profesional, etis, dan manusiawi. Kekerasan tidak boleh menjadi bagian dari proses itu,” tegasnya.

Dengan demikian, peristiwa memilukan seperti ini tidak terulang dan mahasiswa, khususnya mereka yang tengah menjalani pendidikan profesi, bisa merasa aman dan dihargai sebagai insan pembelajar.

Baca Juga: Tergiur Untung Instan, Pria Palembang Rugi Rp 77 Juta karena Trading Fiktif

Dengan rekam jejak pelanggaran yang panjang, manajemen RSMH akhirnya mengambil langkah tegas. Dokter resmi dinonaktifkan dari seluruh kegiatan pelayanan dan pendidikan di lingkungan rumah sakit.

Manajemen RSUP M Hoesin, melalui Humas Suhaimi, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas insiden ini.

Mereka menyatakan menyesalkan kejadian yang terjadi, dan mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil investigasi resmi sebelum menyebarkan spekulasi yang bisa memperkeruh situasi.

Rumah sakit juga menegaskan komitmennya menjaga keamanan, profesionalisme, dan etika di lingkungan kerja.

Kasus ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan kedokteran di Indonesia, yang menuntut evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan dan pengawasan terhadap para pendidik medis agar kekerasan tidak lagi terjadi dan lingkungan belajar tetap sehat, profesional, serta manusiawi. [ANTARA]

Baca Juga: Belanja Hemat di Klikindogrosir, Kupon Rp 200.000 Menanti Kamu di Payday

Load More