SuaraSumsel.id - Duka mendalam menyelimuti Gereja Katolik sedunia. Bapa Suci Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, berpulang ke rumah Bapa di surga pada Senin pagi, 21 April 2025 pukul 07.35 waktu Roma.
Kabar duka ini tak hanya mengguncang Vatikan, tetapi juga menyentuh hati umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Keuskupan Agung Palembang.
Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono, menyampaikan belasungkawa dan undangan kepada seluruh umat untuk turut mendoakan Paus Fransiskus yang selama lebih dari satu dekade menggembalakan Gereja dengan cinta, kerendahan hati, dan keberanian dalam membela kaum miskin dan terpinggirkan.
"Kita kehilangan Bapa Suci Paus Fransiskus. Beliau wafat pada Senin, 21 April 2025 pukul 07.35 waktu Roma, mendahului kita dalam perziarahan menuju ke sorga – tanah air sejati kita. Mari kita mendoakan beliau agar bahagia kekal bersama Bapa dan para Kudus di surga, dan tetap menjadi pendoa bagi kita dan Gereja-Nya," tutur Mgr. Yohanes dalam pernyataan resmi yang disampaikan kepada umat di seluruh keuskupan.
Baca Juga: Dampak Mengerikan 7 PLTU di Sumatera: Polusi Parah, Ribuan Nyawa Terancam
Pemimpin yang Mengubah Wajah Gereja
Lahir di Buenos Aires, Argentina, Paus Fransiskus — yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio — diangkat sebagai Paus pada 13 Maret 2013. Ia menjadi Paus pertama dari Amerika Latin dan juga yang pertama berasal dari tarekat Jesuit.
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang membumikan nilai-nilai Injil.
Ia tidak segan berbicara lantang mengenai ketidakadilan, perubahan iklim, pengungsi, hingga reformasi internal Gereja.
Kepeduliannya yang besar terhadap mereka yang termiskin, paling lemah, dan terpinggirkan menjadi ciri khas pelayanannya.
Baca Juga: Ini Penjelasan Panjang Alex Noerdin Usai Diperiksa Kasus Pasar Cinde
Dalam pengumuman resmi dari Vatikan, Kardinal Kevin Farrell, selaku Carmelengo, menyampaikan kabar wafatnya Paus Fransiskus dengan penuh haru.
“Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Dia mengajarkan kita untuk menghidupi nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian dan kasih universal, terutama keberpihakan kepada mereka yang paling miskin dan terpinggirkan,” ujar Kardinal Farrell.
Masa Sede Vacante dan Doa Umat
Wafatnya Paus Fransiskus menandai dimulainya masa Sede Vacante — ketika Tahta Suci tidak diduduki oleh seorang Paus.
Dalam tradisi Gereja, selama sembilan hari setelah Paus wafat akan diadakan rangkaian doa dan Misa Requiem (Novemdiales) sebagai penghormatan terakhir dan permohonan rahmat bagi jiwa Paus yang telah berpulang.
Mgr. Yohanes menjelaskan bahwa selama masa Sede Vacante, doa umat dalam liturgi akan mengalami penyesuaian.
Pada bagian Doa Syukur Agung, umat akan memohon agar Tuhan segera menganugerahkan seorang Paus baru, sementara dalam bagian doa arwah, nama Paus Fransiskus akan disebut sebagai bentuk penghormatan dan doa bersama.
"Secara khusus, di seluruh Keuskupan Agung Palembang, kita akan mendoakan beliau menurut tradisi kita, yakni pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, tahun pertama, tahun kedua, dan hari ke-1000 sejak wafatnya," kata Mgr. Yohanes.
Menantikan Penerus Sang Gembala
Dengan wafatnya Paus Fransiskus, seluruh kardinal Gereja Katolik dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di Vatikan untuk mengadakan Konklaf, yakni proses tertutup untuk memilih Paus baru.
Sejarah mencatat bahwa proses ini bisa berlangsung dalam hitungan hari maupun minggu, tergantung dinamika dan kesatuan suara para kardinal.
Mgr. Yohanes mengajak umat untuk tidak hanya meratapi kepergian sang Paus, tetapi juga membuka hati untuk menyambut kelahiran pemimpin baru Gereja yang akan meneruskan jejak pelayanan Bapa Suci Fransiskus.
“Mari kita bersatu dalam doa, memohon agar Roh Kudus menerangi para kardinal dalam konklaf mendatang. Semoga Paus yang terpilih kelak membawa terang harapan, keteguhan iman, dan semangat cinta kasih yang tak tergoyahkan,” tuturnya.
Simbol Cinta yang Abadi
Paus Fransiskus akan dikenang bukan karena gelarnya, melainkan karena keteladanan hidupnya: kesederhanaan, kasih sayang terhadap yang lemah, dan keberanian dalam mengajak dunia kembali pada nurani.
Di tengah duka yang mendalam, umat Katolik di Keuskupan Agung Palembang dan di seluruh dunia kini menatap ke langit dengan satu harapan: bahwa sang gembala yang telah pergi kini telah berada dalam pelukan kasih Allah yang abadi.
Berita Terkait
-
Dampak Mengerikan 7 PLTU di Sumatera: Polusi Parah, Ribuan Nyawa Terancam
-
Ini Penjelasan Panjang Alex Noerdin Usai Diperiksa Kasus Pasar Cinde
-
Terpidana Korupsi Alex Noerdin Diperiksa Lagi, Kali ini Kasus Pasar Cinde
-
Anak Wali Kota Palembang Jadi Korban Pungli, Aparat Kena Sentil Pedas
-
Semangat Kartini Sudah Ada Sejak Abad 17 di Palembang: Kisah Ratu Sinuhun
Tag
Terpopuler
- Erick Thohir Salaman dengan Penyerang Keturunan Brasil Rp782 Miliar Jelang Ronde 4
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 5 Mobil Bekas 7 Seater Mulai Rp49 Jutaan: Kabin Lega, Muat Seluruh Anggota Keluarga
- 5 Mobil Bekas Bermesin Bandel, Harga Mulai 20 Jutaan dan Pajak Murah
Pilihan
-
5 Mobil Keluarga Bekas Tahun Muda: Jadi Incaran, Harga Tetap Tinggi Jika Dijual Kembali
-
3 Rekomendasi Lapangan Futsal Paling Murah di Jakarta Selatan, Cuma Rp 15 Ribuan Per Jam
-
Kolaborasi Ortuseight x Billpro Hadirkan Sepatu Walking Bernyawa Urban dan Filosofis
-
5 Mobil Bekas Tahun Muda Paling Dicari 2025: Irit Bahan Bakar, Tangguh Segala Medan
-
Eks Pelatih Asnawi Mangkualam: Pemain Belanda Banyak Bantah, Gak Punya Mental Juara
Terkini
-
DANA Kaget Hari Ini: Rebutan Saldo Gratis Langsung Cair Rp 459 Ribu
-
5 Warna Cat Rumah Minimalis dan Estimasi Harga Borongan Jasa Tukang Terbaru 2025
-
7 Model Rumah Sederhana 6x9 Meter di Desa, Mewah dan Fungsional
-
Dua Kali Gagal Direhab, Ibu Asal Lubuk Linggau Datangi Dedi Mulyadi Minta Anaknya Masuk Barak
-
Cincin Pave Lagi Naik Daun, Ini 5 Alasan Jadi Lambang Kemewahan Tak Lekang Waktu