SuaraSumsel.id - Peringatan Hari Perempuan Internasional (HPI) 2025 di Sumatera Selatan menjadi momentum penting untuk membahas perjuangan perempuan di sektor pertanian. Solidaritas Perempuan Palembang bersama berbagai organisasi masyarakat sipil menggelar diskusi publik bertema "Petani & Feminis Populer", sebuah perlawanan kolektif terhadap penindasan.
Ketua Solidaritas Perempuan Palembang, Mutia Maharani menegaskan jika peringatan hari perempuan hendaknya bukan sekadar selebrasi tetapi juga menjadi ajang refleksi mendalam tentang realitas yang dihadapi perempuan petani.
"Gerakan feminis populer bukan hanya wacana di ruang publik, tetapi lahir dari realitas kehidupan petani perempuan yang terus mengalami penindasan. Kami ingin generasi muda memahami bahwa perjuangan ini bukan hanya milik petani perempuan, tetapi perjuangan kita semua," ujar Mutia dalam pembukaan diskusi.
Sepanjang tahun 2023-2024, kasus kekerasan terhadap petani perempuan akibat konflik sumber daya alam mengalami lonjakan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan survei Komisi Nasional Perempuan sebanyak 401.975 petani perempuan menjadi korban eksploitasi, penggusuran, hingga kriminalisasi karena mempertahankan hak atas tanah dan sumber daya alam mereka.
Baca Juga: Palembang Dikepung Banjir! Hujan Deras Semalaman Bikin Warga Panik
Situasi ini menunjukkan bahwa petani perempuan tidak hanya berhadapan dengan tantangan ekonomi, tetapi juga penindasan sistemik yang semakin memperburuk kondisi kehidupan mereka.
Sebagai respons terhadap realitas ini, gerakan petani internasional La Via Campesina mempromosikan Feminisme Petani Populer, sebuah konsep perjuangan yang mengakar kuat dalam realitas kelas pekerja pedesaan. Gerakan ini menawarkan solusi sistemik melawan eksploitasi dan ketimpangan gender di sektor agraria.
Mutia menjelaskan beberapa prinsip utama dalam feminisme populer yakni berakar di Pedesaan yang menekankan bahwa perjuangan ini berasal dari pengalaman nyata perempuan tani di lapangan.
"Perlu prinsip Identitas kolektif sebagai gerakan yang menolak dominasi kapitalisme dan patriarki di sektor agraria. Melawan penindasan kelas dan ras, yakni petani perempuan tidak hanya tertindas karena gender, tetapi juga oleh sistem kelas dan ras yang tidak adil," ujarnya menjelaskan.
Hubungan harmonis dengan alam dalam melawan eksploitasi sumber daya alam dan menolak perampasan tanah serta air oleh korporasi.
Baca Juga: Ini Jadwal Imsakiyah 9 Ramadan 1446 Hijriah untuk Palembang, Prabumulih, dan Lubuklinggau
"Prinsip pengakuan peran ganda perempuan, mengakui bahwa perempuan tidak hanya bekerja di sektor produktif, tetapi juga menanggung beban kerja domestik dan reproduktif, karena itu mendorong solidaritas antara perempuan, laki-laki, dan kelompok minoritas dalam melawan ketidakadilan," ucapnya.
Selain diskusi, kegiatan ini juga diisi kampanye di taman kota Kambang Iwak Park, dan aksi pertunjukan musik.
Jalan Feminisme Populer La Via Campesina
Majelis Nasional Petani (MNP) Serikat Petani Indonesia, JJ Polong menjabarkan perjalanan panjang menuju keadilan gender dalam Gerakan La Via Campesina (LVC) yang telah menjadi ruang perjuangan bagi perempuan tani di seluruh dunia.
"Sejak awal berdirinya pada tahun 1993, memperjuangkan hak-hak perempuan pedesaan, kesetaraan gender, serta kedaulatan pangan. Perkembangan signifikan terjadi pada Konferensi Internasional LVC di Tlaxcala, Meksiko (1996). Sejak saat itu, keterlibatan perempuan semakin kuat, ditandai dengan terbentuknya Komisi Perempuan Internasional (International Women Commission/IWC), yang kemudian berkembang menjadi Artikulasi Perempuan LVC," ujarnya.
Feminisme tani populer yang diperjuangkan LVC bukan sekadar gerakan perempuan, tetapi juga strategi politik untuk transformasi struktural. Gerakan ini menekankan pentingnya kedaulatan pangan sebagai pilar utama untuk menciptakan kesejahteraan bagi perempuan pedesaan.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Palembang Dikepung Banjir! Hujan Deras Semalaman Bikin Warga Panik
-
Ini Jadwal Imsakiyah 9 Ramadan 1446 Hijriah untuk Palembang, Prabumulih, dan Lubuklinggau
-
Sosok Haji Halim: Pengusaha Ternama Sumsel Terjerat Dugaan Korupsi Lahan Tol
-
Jadwal Buka Puasa 8 Maret 2024 di Palembang, Banyuasin, dan Ogan Ilir serta Doa Berbuka
-
Jadwal Imsak dan Doa 8 Ramadan 1446 Hijriah Kota Palembang dan Sekitarnya
Tag
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Wajib Borong! Benfarm, Fiesta, Belfoods, dan Brand Favorit Turun Harga di Alfamart Pekan Ini
-
Harga Emas di Palembang Usai Lebaran Stagnan, Antam Tembus Rp1,9 Juta per Gram
-
Cari HP Murah Bisa Cek e-Money? Ini 5 HP NFC Rp 1 Jutaan Terbaru 2025
-
Berburu Oleh-Oleh Pempek Murah? Ke Kampung Pempek 26 Ilir Palembang, Harga Mulai Seribuan
-
Toyota vs Honda, Mana Mobil Bekas yang Lebih Menguntungkan untuk Dijual?