Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 28 Februari 2025 | 19:55 WIB
Foto pabrik PT Pusri Palembang [dok]

Komitmen ini yang ditegaskan Direktur Utama Pusri Daconi Khotob yang mengatakan perusahaan berkomitmen menyelesaikan proyek revitalisasi ini secara tepat waktu dan tepat anggaran. 

Menurut Daconi, revitalisasi ini merupakan wujud nyata dukungan Pusri sebagai anak usaha Pupuk Indonesia dalam mendukung program swasembada pangan pemerintah dan meningkatkan produktivitas petani.

“Program revitalisasi Pusri III-B merupakan komitmen dari perusahaan dalam hal efisiensi produksi sehingga menghasilkan harga jual pupuk yang lebih terjangkau bagi petani,” katanya.

Sepanjang 2024 hingga awal 2025, Pupuk Indonesia mencatatkan berbagai pencapaian strategis yang menegaskan perannya sebagai pemain utama dalam industri pupuk nasional dan global. Digitalisasi layanan, penyaluran pupuk bersubsidi yang tepat waktu hingga revitalisasi pabrik menjadi langkah konkret perusahaan dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan.

Baca Juga: Pilkada Ulang Empat Lawang Tunggu Regulasi, 2 Kandidat Bersiap Rebut Suara

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menegaskan bahwa tahun 2024 menjadi momentum penting dalam perjalanan perusahaan. Dengan kapasitas produksi mencapai 14,6 juta ton, Pupuk Indonesia bukan hanya produsen pupuk terbesar di Asia Pasifik, tetapi juga di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Inovasi terus dilakukan, termasuk pembangunan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda, pabrik NPK Phonska V Pupuk Petrokimia Gresik, serta proyek revitalisasi pabrik Pusri III-B di Palembang.

Revitalisasi Pusri III-B menjadi sorotan utama dalam upaya perusahaan untuk lebih efisien dan ramah lingkungan.  Pabrik yang telah berusia lebih dari 40 tahun ini kini dirancang menggunakan teknologi mutakhir seperti KBR purifier dalam produksi amonia serta sistem Advance Cost Energy Saving (ACES 21) dalam produksi urea.

Dengan teknologi ini, konsumsi gas bumi bisa dihemat hingga 10 MMBTU per ton urea, berpotensi mengurangi biaya energi sebesar Rp 1,5 triliun per tahun.

Rahmad optimistis, dengan strategi yang terarah, Pupuk Indonesia dapat terus berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional dan mendukung transisi menuju ekonomi hijau. "Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi produksi dan inovasi hijau agar industri pupuk nasional semakin kompetitif," ujar Rahmad. 

Baca Juga: Tarawih Perdana Dihantui Cuaca Ekstrem! Hujan Mengancam Sejumlah Wilayah di Sumsel

Dengan target penyelesaian revitalisasi pada 2027, Pusri III-B diharapkan mampu memproduksi 445.500 ton amonia dan 907.000 ton urea per tahun, menjadikannya salah satu pabrik pupuk paling modern di Indonesia.

Langkah-langkah besar ini bukan sekadar inovasi industri, tetapi juga cerminan tekad Pupuk Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan negeri. Di tengah dinamika global, perusahaan ini terus mengukuhkan diri sebagai ujung tombak pertanian Indonesia, menghubungkan teknologi, keberlanjutan, dan masa depan yang lebih hijau.

Load More