Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 23 Februari 2025 | 18:12 WIB
Petani karet di Sumsel. KKK 100 persen tembus Rp33.516, [ANTARA]
  1. Biaya produksi yang tinggi, termasuk biaya pupuk, perawatan pohon karet, serta tenaga kerja.
  2. Fluktuasi harga global, yang sewaktu-waktu bisa kembali menurun.
  3. Kualitas produksi, yang berpengaruh pada harga jual di tingkat pengepul atau pabrik.
  4. Harapan Petani dan Prediksi Harga ke Depan

Petani berharap tren kenaikan harga ini terus berlanjut, terutama menjelang pertengahan 2025. Namun, mereka juga menginginkan adanya dukungan dari pemerintah, baik dalam bentuk subsidi, akses pasar, maupun stabilisasi harga.

Beberapa analis memperkirakan bahwa harga karet masih berpotensi naik dalam beberapa bulan ke depan, tergantung pada kondisi ekonomi global dan kebijakan perdagangan di negara-negara pengimpor utama.

Bagi para petani, menjaga kualitas produksi dan mengikuti perkembangan pasar menjadi kunci untuk mendapatkan harga jual terbaik.
 

 
 
 

Baca Juga: Kurs Rupiah dan Permintaan Global Dorong Kenaikan Harga Karet di Sumsel

Load More