Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 20 Januari 2025 | 10:44 WIB
Nuansa kafe estetik dan Instagramable. Tren belajar di Kafe Palembang jadi gaya hidup hedonis atau pilihan cerdas (Instagram/semusim.cafe)

SuaraSumsel.id - Diskusi dan belajar bersama di kafe kekinian telah menjadi tren di kalangan mahasiswa dan pelajar perkotaan termasuk di Palembang, Sumatera Selatan. Suasana yang nyaman, Wi-Fi cepat, dan interaksi sosial menjadi daya tarik utamanya.

Meski membawa manfaat seperti meningkatkan produktivitas dan kreativitas, tren ini juga menuai kritik sebagai gaya hidup konsumtif dan hedonis.

Menurut salah satu mahasiswa Politeknik Palembang, Keihan, belajar di cafe itu positif, karena jika dilakukan di rumah akan ada kesibukan lain seperti dengan keluarga.

"Ketika lagi fokus belajar tiba-tiba dipanggil untuk diminta tolong, tetapi jika di cafe belajar akan terasa nyaman dan juga bisa minta tolong sama temen jika tidak mengerti tentang pelajaran tersebut," katanya.

Baca Juga: Ludes hingga Akhir Januari, Ini Cara Cek Pesan Online Tiket Musi Cruise

Selain itu, belajar di kafe juga memberikan ruang untuk memperluas jaringan sosial melalui interaksi dengan teman dan kelompok diskusi.

Suasana cafe yang nyaman, fasilitas Wi-Fi, dan suasana santai disebut-sebut menjadi daya tarik utama meski mendapat berbagai tanggapan di tengah masyarakat.

Dari sisi positif, belajar di kafe dianggap mampu meningkatkan kreativitas dan produktivitas.

Akan tetapi terkait pandangan negatif dimana kebiasaan belajar di cafe pemborosan atau bagian dari gaya hidup hedonis menurut salah satu Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Chairunnisa tergantung dari niat.

"Tergantung dari tujuan untuk belajar itu tercapai, kalau sama temen kalo udah di cafe ah, udahlah mending di rumah," katanya.

Baca Juga: Bisakah Gugatan Yudha-Baharudin Bikin Pemungutan Ulang Pilwalkot Palembang?

Namun menurut salah satu mahasiswa Universitas Sriwijaya, Salsa, yakni terdapat dua pandangan, yaitu antara positif dan negatif.

"Untuk sisi positif kita bisa belajar bareng temen-temen, jika tidak mengerti kita bisa bertanya kepada teman, kita juga bisa saling bertukar cerita dan bisa lebih seneng selama belajar. Namun, jika sendirian ini akan pusing sendiri," katanya.

Untuk sisi negatifnya lebih banyak ngobrol dengan teman, tetapi tergantung orangnya.

"Kalo persoalan hedon itu menurut saya tidak, karena harga-harga minuman di cafe seperti yang sekarang untuk saya dan teman-teman belajar ini ngak terlalu mahal dan masih masuk budget mahasiswa," kata Salsa.

Meski demikian tren ini tetap menjadi pilihan menarik bagi generasi muda selama dilakukan dengan bijak. Pengamat menyarankan agar kegiatan diskusi di kafe tidak melupakan esensi utamanya, belajar dan berbagi ide, bukan sekadar nongkrong.

Namun, selama dilakukan dengan tujuan yang jelas, belajar di kafe dapat menjadi pilihan menarik untuk mendukung aktivitas akademik generasi muda. [ANTARA]

Load More