Pengetahuan tersebut diajarkan sedari kecil oleh orangtua para Tunggu Tubang. Pemahaman menjaga lahan persawahan dan kebun juga dihubungkan dengan pemahaman dalam mempertahankan hutan dan sungai sebagai mitigasi perubahan iklim.
"Sebab, selama ini saya belum pernah mendengar di Semende itu krisis pangan, dan ini merupakan bukti pentingnya peran Tunggu Tubang yang membawa spirit ibu bumi yang mampu menghidupi semua makhluk hidup,” ucap Taufik menjelaskan.
Akademisi Dr. Eni Murdiati. M.Hum mengatakan dengan adanya berkembangnya jaman, ada banyak perubahan yang dianggap masih relevan dilakukan oleh para Tunggu Tubang. Seperti aktualisasi diri, dimana realitanya, para Tunggu Tubang banyak ditemukan sudah tidak berada di desa untuk menuntut ilmu.
“Namun, kewajibannya sebagai Tunggu Tubang tetap dilakukan. Keberlanjutan disini menjadi kata kunci,” kata Eni.
Baca Juga: Korupsi Proyek Siring Muaraenim Rp 1 Miliar, Penyidik Sita Uang Rp 150 Juta
Ahmad Rizki Prabu dari Ghompok Kolektif, salah satu fotografer dokumenter yang akan terlibat dalam penggarapan buku foto Tunggu Tubang Tak Akan Tumbang mengatakan, beberapa hari sebelumnya Ghompok Kolektif sudah melakukan riset lapangan ke sejumlah desa di wilayah Semende, yakni Desa Muara Tenang, Desa Palak Tanah, dan Desa Kota Agung.
“Ada banyak pola adaptasi atau inovasi yang dilakukan oleh sejumlah Tunggu Tubang salah satunya adalah menamam sayuran, kacang-kacangan, atau kopi. Semua itu merupakan bentuk inovasi atau adaptasi Tunggu Tubang dalam mempertahankan ketahanan pangan keluarga,” kata dia.
Sejumlah Tunggu Tubang di Desa Muara Tenang juga ada yang menjadi guru, namun tetap mengurus kebun atau sawah mereka.
“Hal ini tentu menarik untuk ditelusuri lebih dalam, dan kami berharap dapat menjadi pengetahuan bersama,” kata Prabu.
Ketua Ghompok Kolektif sekaligus koordinator program Tunggu Tubang Tak Akan Tumbang: Kedaulatan Pangan Berkelanjutan.Muhammad Tohir menambahkan melalui karya buku foto dan film dokumenter, Ghompok Kolektif akan berupaya meramu beragam pengetahuan yang ada pada masyarakat Semende khususnya Tunggu Tubang.
Baca Juga: Kronologi Kasus Ayah Membakar Anak di Muara Enim Karena Uang Rp100 Ribu
“Baik itu pengetahuan leluhur, ataupun pengetahuan baru berupa inovasi dan adaptasi yang dilakukan masyarakat Semende dalam mempertahankan kedaulatan pangan mereka,” katanya.
Berita Terkait
-
TKDN Capai 90 Persen, PLN Berhasil Operasikan SUTET 275 kV Muara Enim - Gumawang Secara Penuh
-
Istri Eks Kapolres Muara Enim Tantang Tes DNA, Feby Sharon: Siap Beri Rp 5 M dan Dipenjara
-
Cantik-Cantik Semua, Manakah Istri Eks Kapolres Muara Enim AKBP Aris Rusdiyanto yang Paling-Paling?
-
Istri-Istri eks Kapolres Muara Enim Disebut Cuma Ngejar Harta, Zanzabella: Cuma Rebutan Harta Itu
-
4 Istri Eks Kapolres Muara Enim AKBP Aris Rusdiyanto yang Diduga Tukang Selingkuh, Cantikkan Mana Nih?
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Batik Tulis Soedjono Bangkit Bersama BRI Menuju Pasar Global
-
Jejak Emansipasi Ratu Sinuhun: Perempuan Hebat dari Bumi Sriwijaya
-
Detik-Detik Mencekam Simpang Veteran Palembang: Ratusan Remaja Bersiaga Tawuran
-
PSU Empat Lawang Panas! Joncik Unggul Hitung Cepat, Budi Antoni Klaim Menang
-
Weekend Makin Ceria: Ada Kejutan Dana Kaget Menantimu Sabtu 19 April 2025