Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Jum'at, 29 September 2023 | 22:00 WIB
UMKM binaan BRI. (Dok: BRI)

SuaraSumsel.id - Kehadiran program Desa BRILian dirasakan sejumlah pelaku UMKM di Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemberdayaan ekosistem pelaku usaha di desa, dengan mengoptimalkan potensi lokal oleh BRI berhasil mendorong perekonomian di desa tersebut.

Agus Salim, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sinar Makmur, Desa Sirnajaya, menceritakan bagaimana program Desa BRILian berhasil mendorong potensi lokal di daerahnya hingga mengangkat perekonomian masyarakat setempat.

“Alhamdulillah, pendampingan dan dukungan BRI itu luar biasa, kami mulai dari tahun 2021 ikut Desa BRILian. Ini sangat membantu warga masyarakat. Kami di BUMDes memang tidak menghitung langsung berapa pendapatan warga yang terlibat. Kami hanya mengembangkan dan mengarahkan masyarakat. Sejak ikut Desa BRILiaN, masyarakat semakin semangat dalam mengembangkan usaha termasuk anak muda. Jadi lingkungan wisata semakin kuat dan pengunjung semakin nambah,” ujar Agus, di sela-sela Bazaar UMKM BRILiaN edisi spesial Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), baru-baru ini.

Desa Sirnajaya merupakan satu dari delapan Desa BRILiaN yang dihadirkan BRI dalam kegiatan bazar yang digelar di Taman Kantor Pusat BRI, Jakarta pada 15 September lalu.

Baca Juga: Saham BBRI Diproyeksi Terus Naik Efek Keberhasilan Transformasi

Lebih lanjut Agus mengungkapkan, BUMDes yang dipimpinnya berperan mengelola agrowisata Kopi Situ Rawa Gede, salah satu destinasi wisata danau alam di lereng Gunung Panjang yang memiliki daya tarik tersendiri. Dengan konsep alam, wisatawan akan disuguhi pemandangan yang dikelilingi bukit dan sawah.

Tidak hanya danau alam, di sana juga tersedia kolam renang, tempat swafoto menarik, dan camping ground. Selain itu juga ada agrowisata kopi yang menawarkan spot wisata tanaman kopi hingga kedai kopi modern yang dikelola BUMDes dengan empat pekerja.

Bahkan untuk usaha kopi, BUMDes yang dikelola Agus membantu pengelolaan usaha sekitar 27 petani dengan 400 hektare lahan dari hulu sampai hilir. Selain itu, produk unggulan lainnya adalah makanan ringan seperti keripik pisang dan singkong.

Menurutnya, pelaku UMKM yang mendukung usaha agrowisata telah sejak lama menjadi nasabah BRI. Baru pada 2021 Mantri BRI yang bertugas di Sirnajaya mendorong Agus dan pelaku UMKM untuk mengikuti program Desa BRILiaN, karena potensi desa yang terus berkembang. Hasilnya, ekosistem desa wisata dengan keragaman produk lokal menjadi lebih berdaya.

Pemberdayaan BRI Membuat Ekonomi Masyarakat Lebih Berdaya

Baca Juga: Laba BBRI Meroket, Capai Rp29,56 Triliun dalam Waktu Enam Bulan

Dari hal tersebut, Agus menyimpulkan Desa BRILiaN mendorong perekonomian warga. Usaha masyarakat setempat pun semakin berkembang. Biasanya pemasaran dilakukan ke tetangga dekat, saat ini warga lebih berani memajang produknya di kios sederhana.

Selain itu, pelaku UMKM pun menjadi lebih intensif dalam melakukan produksi karena produknya terserap oleh pasar secara lebih optimal. BRI pun memberikan pelatihan dan pendampingan. Seperti penanaman tanaman komoditas unggulan, pengolahan produk, packaging, pemasaran hingga memberikan bantuan alat produksi.

Hal itu menjadikan produk-produk warga yang dijual di desa wisata lebih dilirik pengunjung. Bahkan, agar ekosistem bisnis warga berkelanjutan, kata Agus, BRI melakukan pendampingan untuk melakukan penghijauan area-area yang sudah gundul agar alam tetap lestari.

“Saya pribadi melihat memang bantuan dari BRI itu banyak ke warga masyarakat, ke kelompok-kelompok usaha. Tapi menurut saya bantuan yang memang mengangkat usaha warga 100% mendorong untuk masa mendatang itu bantuan pelatihan, pembinaan, bagaimana mengembangkan ekonomi atau usaha tersebut,” ujarnya.

Agu pun menyebut dampak positif lainnya dari Desa BRILiaN. Menurutnya, masyarakat di desanya jadi lebih berdaya secara ekonomi. Masyarakat pun tidak mencari pekerjaan di luar desanya, namun mengoptimalkan potensi ekonomi di daerahnya.

“Tujuan kami lainnya adalah merangkul anak-anak muda yang terancam menjadi pengangguran. Pengelolaan ekonomi desa melalui BUMDes pun membina kelompok-kelompok kegiatan ibu-ibu menjadi lebih produktif karena bisa membuka usaha makanan seperti keripik,” lanjutnya.

Ke depan, Agus berharap BRI dapat memberikan pendampingan kelompok usaha secara berkesinambungan.

“Semoga ini ters berjalan. Apa yang sudah dijalankan jangan sampai putus, bisa berkesinambungan, ada keberlanjutan,” tuturnya.

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa pembangunan desa tak hanya bisa dilakukan melalui fisik saja. Namun juga perlu membangun sumber daya manusianya.

“Keberadaan sebuah desa juga didorong untuk selalu adaptif dengan perkembangan teknologi dan zaman. Sehingga bisa bersaing dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, BRI melalui Program Desa BRILian mengambil peran mendorong kemajuan Desa-desa di Indonesia”, jelas Supari.

Saat ini, setidaknya telah terdapat 2.449 desa yang sudah dibina menjadi Desa BRILiaN. Program tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan pemberdayaan desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s).

Load More