Alasan Sriwijaya FC Tak Turunkan Pemain Asing Kervens Belfort Lakoni Tour Java

SuaraSumsel.id - Laskar wong kito, Sriwijaya FC tengah menjalani uji coba pada sejumlah klub di Pulau Jawa. Dengan tajuk Tour Java, Sriwijaya FC berusaha menguatkan permainan dengan menghadapi sejumlah klub yang berhome base di Pulau Jawa.

Sebagai uji coba perdana, Sriwijaya FC telah memenangkan pertandingan dengan satu gol melawan Perserang Tanggerang. Pada keesokkan hari, Sriwijaya FC akan melakoni pertandingan Kalterang Putra. 

Sriwijaya FC memastikan selama uji coba dengan tajuk Tour Java, tidak akan menurunkan pemain asing Kervens Belfort. Hal ini dengan pertimbangan menghindari cidera pemain asing tersebut.

Mengingat laga sesungguhnya baru akan dimulai musim ini. Pelatih tidak ingin mengambil resiko besar dengan menurunkan pemain asing yang diproyeksikan bakal menjadi mesin gol Sriwijaya FC pada laga musim tahun ini.

Baca Juga: Sederet Pejabat Pangkat Irjen Dan Komjen Berpeluang Jabat PJ Gubernur Sumsel: Ada Mantan Kapolda

Pelatih Muhamad Yusup Prasetiyo atau akrab dipanggil Yoyo mengungkapkan ada sejumlaah pemain yang tidak dimainkan pada laga uji coba Tour Java.

Selain Kervens Belfort, juga ada Musbakus Solikin yang juga tidak diturunkan dalam permainan uji coba Sriwijayaa FC.

Kervens yang baru bergabung pada klub, masih membutuhkan waktu beradaptasi. Meski kata Yoyo, ia mengetahui jika tujuan uji coba ialah kemenangan klub sebagai semangat menghadapi laga sesungguhnya.

Menurut ia, dengan tidak menurunkan pemain asing Belfort, ialah juga bentuk ketidakegoisan dengan memaksakan kedua pemain tersebut bertanding.

"Ada resiko itu, kan ada pertandingan selanjutnya nanti," ujarnya, Senin (7/8/2023).

Baca Juga: Kakak Adik Mawardi Yahya Dan Ridho Yahya Bakal Beradu di Pilgub Sumsel

Sriwijaya FC akan menghadapi Kalteng Putra yang bakal digelar di Lapangan DM Sport. Suporter Sriwijaya FC pun diharapkan tidak mendatangi lokasi, dengan cukup menonton dari siaran YouTube yang dimiliki klub Sriwijaya.

Hal ini untuk menghindari adanya resiko denda yang diberikan pada klub atas tindakan suporter yang tidak terkoordinir.