SuaraSumsel.id - Ada yang berbeda di Utopia Collaboration Space di Palembang pada Kamis (3/3/2023) lalu. Seluruh pengunjung yang hadir wajib mengenakan sarung sebagai bagian dari busana pada hari tersebut.
Beragam sarung digunakan sangat beragam, mulai dari sarung-sarung berasal dari Pulau Sumatera, Jawa, hingga ke tenun di Indonesia timur. Ada juga sarung hasil kreasi dari lilitan kain yang dipadu padankan dengan beragam atasan.
Penggunaan sarung pada hari tersebut juga bukan tanpa sebab. Hari tersebut bertepatan dengan peringatan hari sarung nasional yang dirayakan setiap tanggal 3 Maret.
Local Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC) Palembang, Brillianto mengungkapkan perayaan hari sarung setiap tanggal 3 Maret telah digagas sejak 2015.
Baca Juga: Kejati Sumsel Dukung Program Bimtek Pengelolaan Dana Desa
Hal ini sebagai upaya mempopulerkan kembali sarung menjadi gerakan bersama. Salah satunya, menggunakan sarung pada hari tersebut menjadi busana keseharian.
“Sarung movement menjadi upaya kita mengkampanyekan kembali sarung di kalangan masyarakat saat ini,” ujarnya dalam Local Movement yang digelar Utopia Collaboration Space.
Dijelaskan ia, masyarakat Indonesia menjadikan sarung sebagai gaya berpakaian sejak lama. Sarung ialah kain yang berbentuk tabung atau lembaran kain yang dikenakan di bagian bawah tubuh.
Bentuk kainnya juga bisa diikat. “Kekinian sarung kembali dipopulerkan sebagai gaya berpakaian masyarakat urban. Ini sebagai gerakan wastra yang mengembalikan sarung sebagai identitas Indonesia,” sambung Brillianto.
Di hari sarung tahun ini, perayaannya diisi dengan beragam kegiatan kampanye sarung. “Kegiatan ini berkesinambungan, dengan menyasar banyak kalangan terutama anak muda, guna mengenalkan kembali sarung-sarung Indonesia. Upayanya ada gerakan bersama menggunakan sarung sebagai identitas bangsa,” imbuh Brilianto.
Baca Juga: Sumsel Menjadi Provinsi Paling Panas di Indonesia, Suhu Tertinggi 36,2 Celcius
Di Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri sangat banyak wastra kain sarung yang tercipta. “Palembang misalnya ada kain blongsong, tanjung dan tradisi sarung juga dikenal menjadi bagian dari pakaian masyarakat Sumsel sejak lama. Sarung digunakan di acara resmi, adat yang penggunaannya juga mengenalkan kain tradisional seperti songket,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Viral Momen Ibu-ibu di Palembang Protes, Antre Lama Cuma Dapat Rendang Dua Iris dari Richard Lee
-
Cara Ustaz Derry Sulaiman Jawab Salam Willie Salim Seorang Kristen, Banyak yang Kaget
-
Niat Bersihkan Nama Palembang, Acara Masak Besar Richard Lee Malah Ricuh?
-
Dokter Richard Lee Sumbang 1 Ton Ayam untuk Masak Besar di Palembang
-
Profil Sultan Palembang, Pemimpin Adat Tegas Haramkan Konten Willie Salim
Terpopuler
- CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
- Pembagian Port Grup Piala Dunia 2026 Dirilis, Ini Posisi Timnas Indonesia
- Masak Rendang 12 Kg, Penampilan BCL di Dapur Jadi Omongan
- Cruiser Matik QJMotor SRV 250 AMT Paling Digandrungi di Indonesia
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
Pilihan
-
Petaka Mees Hilgers: Cedera Jadi Kontroversi Kini Nilai Pasar Terus Turun
-
Potret Denny Landzaat Salam-salaman di Gereja Saat Lebaran 2025
-
Media Belanda: Timnas Indonesia Dapat Amunisi Tambahan, Tristan Gooijer
-
Jumlah Kendaraan 'Mudik' Tinggalkan Jabodetabek Tahun Ini Meningkat Dibandingkan 2024
-
PSSI Rayu Tristan Gooijer Mau Dinaturalisasi Perkuat Timnas Indonesia
Terkini
-
Tak Selesai dengan Adat! Kesultanan Palembang Tolak Tepung Tawar Willie Salim
-
Tol Palembang-Betung Terancam Ditutup? Polda Sumsel Beri Evaluasi
-
Sukacita Warga Meriahkan Open House Gubernur Sumsel Herman Deru di Momen Lebaran
-
Shalat Idul Fitri di Palembang Berlangsung Khusyuk di Bawah Langit Mendung
-
Ini Daftar Lokasi Salat Idul Fitri Muhammadiyah di Palembang, Cek Tempatnya