Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 18 Oktober 2022 | 15:07 WIB
Petani sawit di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

“Beban angkut menjadi sharing petani juga. Itu kenapa misalnya polemik sawit seperti anak-anak petani putus sekolah dan lainnya cenderung ditemukan di wilayah-wilayah perkebunan swadaya dengan infrastruktur yang tidak cukup mendukung atau ada penyebab lainnya,” katanya.

Petani sawit di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

Sekretaris Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Awaluddin menjelaskan, anak-anak yang putus sekolah di daerahnya bukan disebabkan oleh faktor kemiskinan semata. Sebaliknya, dia mengatakan banyak anak-anak yang putus sekolah justru karena orang tuanya cukup mapan baik dari hasil pertanian.

Dia mencontohkan anak-anak perempuan yang sudah usia 16 tahun kemudian dipaksa menikah dini oleh orang tua mereka. “Ini lebih karena faktor budaya. Buat apa sekolah karena sudah ada harta,” tegasnya. Rupanya, kaya atau miskin karena hasil perkebunan sawit juga problematik.

Tulisan ini merupakan Fellowship pelatihan "Jurnalisme Data Investigasi 80 Jam untuk Jurnalis” yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dengan dukungan USAID dan Internews.

Baca Juga: Cuaca Hari Ini: Sumsel Potensi Berawan Dengan Hujan Sedang Hingga Dini Hari

Load More