SuaraSumsel.id - Festival Teater Sumatera [FTS] 2022 mengusung tema “Ritual of Healing”. Sebanyak 12 komunitas teater dari sembilan provinsi di Pulau Sumatera memaknai tema tersebut dalam beragam genre teater di Taman Budaya Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, pada 29 September-1 Oktober 2022.
Hari pertama FTS 2022, Kamis [29 September 2022], penampil pertama Teater Dulmuluk Harapan Jaya dari Palembang dengan naskah “Rafea Siti”. Karya ini disutradarai Randi Putra R. Pertunjukan ini dilangsungkan dari pukul 11.00 s.d 12.00 WIB.
Selanjutnya Komunitas Seni Tanda Tanya dari Aceh dengan “Peusijuek Bumoe”. Karya dan sutradara Fani Dila Sari. Teater Oncak [Sumatera Selatan] menampilkan “Catur” yang disutradarai Kamsul A. Harla.
Hari pertama ditutup dengan penampilan Teater Rumah Mata [Sumatera Utara] yang menyajikan “Mantra Bah Tuah” karya dan sutradara Agus Susilo, pada pukul 16.00 s.d 17.00 WIB.
Baca Juga: Satu WNA Asal Turki Dideportasi Dari Palembang, Penyebabnya Karena Ini
Di hari kedua [30 September 2022], Teater Dewan Kesenian Belitung [Kepulauan Bangka Belitung] menjadi penampil pertama. Mereka menampilkan “Puèr . . . !” yang merupakan karya dan disutradarai Iqbal H. Saputra. Mereka tampil pada pukul 11.00 s.d 12.00 WIB.
Komunitas Nan Tumpah Padang Pariaman [Sumatera Barat] menyajikan “Healing Hilang: Dari Semak Ke Belukar” yang disutradara Mahatma Muhammad.
Selanjutnya “Sang” oleh Teater Umak [Sumatera Selatan]. Karya dan sutradara Toton Dai Permana.
Hari kedua, ditutup “Lesung” yang ditampilkan Teater Tonggak dari Jambi. Didin Siroz penulis naskah dan sutradara. Penampilan Teater Tonggak pada pukul 16.00 s.d 17.00 WIB.
Pada hari ketiga atau terakhir, Teater Senyawa dari Curup [Bengkulu] menampilkan “Biro Kesehatan”. Karya dan sutradara Adhyra Irianto. Pertunjukan pada pukul 11.00 s.d 12.00 WIB.
Baca Juga: BRI Salurkan KUR Rp5,41 Triliun di Palembang, Dominan Terserap di Sektor Pertanian
Kemudian dilanjutkan “Migran Terakhir” oleh Teater Selembayung [Riau]. Fedli Azis sebagai sutradara.
“Anamnesis: Silaturahmi Sungai & Awan” disajikan Komunitas Berkat Yakin (Kober) dari Lampung. Karya dan sutradara Ari Pahala Hutabarat.
FTS 2022 ditutup dengan penampilan Teater Potlot yang menyajikan “Sardundun” yang ditulis Conie Sema. Sardundun merupakan karya terakhir Conie Sema, sebelum ketua Teater Potlot itu menghembuskan nafas terakhirnya pada 8 September 2022 lalu.
Sebelumnya, Aufa Syahrizal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan, menjelaskan Sumatera merupakan pulau yang sangat penting dalam sejarah peradaban bangsa Indonesia. Berbagai pengetahuan luhur lahir dan tumbuh pada masyarakat di Sumatera, yang memberi arti bagi peradaban bangsa Indonesia, termasuk bangsa lainnya di Asia.
“Pekerja seni teater merupakan seniman yang berkarya atas dasar berbagai pengetahuan luhur tersebut. Baik karya yang melestarikan maupun yang mengembangkan pengetahuan luhur tersebut. Setelah sukses menyajikan tema Sriwijaya dalam Jejak Rempah pada tahun 2021 lalu, pada tahun 2022 ini kita menyajikan karya komunitas teater di Sumatera dengan tema Ritual of Healing,” kata Aufa.
Diharapkan, lanjutnya, para pekerja teater di Sumatera, dapat menyajikan beragam produk kearifan lokal seperti nilai-niai spiritualitas melalui ritual, upacara, dan tradisi adat, lainnya.
“Nilai-nilai keluhuran masal lalu dari peradaban di Sumatera yang penting atau tetap dipertahankan antara lain, keterbukaan, egaliter, kebersamaan dan keberlanjutan. Nilai-nilai ini yang selama belasan abad membangun peradaban bangsa Indonesia.”
Adapun tujuan dari FTS 2022 yakni mempererat silahturahmi antarpekerja teater se Sumatera dalam menarasikan karya-karyanya, terkait tematik ritual dan prosesi budaya yang ada di tiap daerah.
Selain itu, menggali nilai-nilai luhur peradaban masa lalu khususnya di Pulau Sumatera, serta mengaktualisasikan dan memaknainya dalam praktik karya kebudayaan hari ini. Menguatkan peranan teater sebagai rumah belajar, mengelola, dan memproduksi berbagai pengetahuan luhur bangsa Indonesia.
Keempat, menguatkan agenda Pemajuan Kebudayaan nasional yang dikaitkan dengan pokok-pokok pikiran kebudayaan daerah (PPKD)
Berita Terkait
-
Viral! Video Petugas Lapas Bongkar Pesta Sabu dan Minta Perlindungan Prabowo
-
Video Dugaan Pesta Sabu di Lapas Viral, Pejabat Kemenkumham Sumsel Diperiksa?
-
Bongkar Praktik Licik Lapas Tanjung Raja, Robby Minta Tolong Presiden Prabowo
-
Kisah Tragis Novi, Ibu Dua Anak Sering Diganggu Tetangga Genit Malah Dipenjara
-
Daftar Diskon BRI Palembang: Hemat Makan, Belanja, & Kecantikan!
Tag
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Balikpapan: Bukan Masa yang Tenang
-
Usai Cuti Kampanye, Basri Rase Gelar Rapat Perdana Bersama OPD, Bahas Apa?
-
Thom Haye hingga Ragnar Oratmangoen Punya KTP DKI Jakarta, Nyoblos di TPS Mana?
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Mulai Merosot
-
Ada Marselino Ferdinan! FIFA Rilis Wonderkid Kualifikasi Piala Dunia 2026
Terkini
-
Semen Baturaja Raih Penghargaan SNI Award 2024: Bukti Komitmen Kualitas
-
Jalur Pendakian Gunung Dempo Ditutup Sementara, 68 Pendaki Dievakuasi
-
Dukung Pemberdayaan Disabilitas dan Gaya Hidup Sehat, BRI Hadir di OPPO Run 2024
-
Bank Sumsel Babel Raih Gold Rating dalam Asia Sustainability Reporting Rating 2024
-
Gunung Dempo Erupsi Lagi! Semburkan Abu Vulkanik hingga 200 Meter