Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 19 Agustus 2022 | 11:31 WIB
Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, M.Si [dok. Fakultas FISIP UIN]

SuaraSumsel.id - Bumi pada saat ini menghadapi perubahan iklim. Diperkirakan kenaikan suhu Bumi menuju tiga derajat celcius. Jika hal ini dibiarkan, maka akan terjadi naiknya air laut, banjir, badai, sehingga mengganggu kehidupan flora dan fauna, serta manusia.

Salah satu penyebab perubahan iklim global tersebut dikarenakan banyak hutan yang rusak atau berubah fungsi. Maka, dibutuhkan gerakan bersama untuk menyelamatkan Bumi, salah satunya menanam pohon.

Para mahasiswa di Indonesia, khususnya di UIN Raden Fatah Palembang, tidak lepas dari upaya penyelamatan Bumi melalui penanaman pohon tersebut. Dalam skema nasional, upaya ini masuk dalam Program Gerakan Revolusi Mental, yang terdiri dari Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

“Menanam pohon yang dilakukan UIN Raden Fatah Palembang yang melibatkan sedikitnya seribu mahasiswa baru (2022), bagian dari Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Mandiri. Program aksi nyata menanam pohon ini didanai Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan [Kemenko PMK] dan Forum Rektor Indonesia, setelah proposal yang disubmit oleh tim ecogreen campus (UIN Raden Fatah Palembang) lolos seleksi pendanaan, bersama 34 kampus lainnya di Indonesia,” kata Prof. Dr. Nyayu Khodijah, M.Si, Rektor UIN Raden Fatah Palembang, dalam sambutan dalam kegiatan penanaman pohon dengan tema "Ecogreen Campus Day" di Kampus B UIN Raden Fatah Palembang di Jakabaring, Palembang dalam keterangan yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Harga Telur Ayam di Sumsel Mulai Naik, Emak-Emak Makin Bingung

Hadir dalam kegiatan ini, termasuk melakukan penanaman pohon, selain Prof. Dr. Nyayu Khodijah, M.Si (Rektor UIN Raden Fatah Palembang), serta jajarannya, seperti Wakil Rektor 1, Wakil Rektor 3, Kabiro AUPK, Kabiro AAKK, dekan, kepala unit dan lembaga.

Dijelaskan Dr. Ledis Heru S Putro, Ketua Tim Ecogreen Campus UIN Raden Fatah Palembang, di sela-sela kegiatan penanaman pohon di Kampus B UIN Raden Fatah Palembang di Jakabaring, pada langkah awal ini ditanam 600 bibit pohon. Bibit ini berasal dari Balai Pembenihan Tanaman Hutan Wilayah I.

Sebanyak 300 bibit ditanam oleh para pendidik dan mahasiswa di tiga zona di Kampus B UIN Raden Fatah Palembang, Jakabaring, serta 300 bibit dibagikan kepada mahasiswa baru untuk ditanam di sekitar tempat tinggal mereka.

“Setiap pohon yang ditanam didaftarkan melalui google form kemudian disimpan ke dalam data tim green campus. Dalam google form tersebut, data yang disimpan adalah jenis pohon, tim penanam, koordinator, dan foto,” kata Ledis.

Pada saat bersamaan, Jasa Raharja Kota Palembang, menyumbang 120 bibit pohon jenis tanaman hutan kepada UIN Raden Fatah. Sumbangan bibit ini sebagai komitmen Jasa Raharja Kota Palembang terhadap program penghijauan di Indonesia.

Baca Juga: Museum Batu Bara di Sumsel Resmi Dibuka, Ini Koleksi yang Dipamerkan

Peduli lingkungan

Prof. Dr. Nyayu Khodijah, M.Si menyatakan giat menanam pohon sebagai langkah atau upaya untuk mengenalkan pola hidup bersih dan peduli lingkungan di kalangan mahasiswa baru UIN Raden Fatah Palembang.

Dijelaskannya, UIN Raden Fatah menempati peringkat empat pemeringkatan kampus hijau uigreen metrics pada skala PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri).

Dia pun mengutip pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengatakan kampus UIN Raden Fatah Palembang, merupakan salah satu PTKIN termegah di Indonesia. Namun, masih membutuhkan banyak penanaman pohon.

Pohon endemik

Bibit pohon yang ditanam merupakan tanaman endemik Indonesia, yang selama ini tumbuh subur di Sumatera Selatan. Misalnya ketapang (Terminalia catappa), belangiran (Shorea balangeran), pulai (Alstonia scholaris), trembesi [Samanea saman], dan gaharu (Aquilaria malaccensis).

“Tujuan dari menenam pohon endemik ini, selain menyelamatkan pohon yang mulai langka, menyelamatkan iklim, juga mengeratkan kembali hubungan antara manusia di Sumatera Selatan dengan alam. Pada saat banyak aktivitas manusia melakukan penebangan pohon, kita  bertanggungjawab untuk menanam dan menjaga pohon-pohon tersebut untuk masa depan bersama,” kata Ledis

Load More