SuaraSumsel.id - Sebagai kota yang memiliki slogan EMAS yaitu Elok, Madani, Aman dan Sejahtera, Palembang Sumatera Selatan dirasa belum begitu maksimal dalam menata kota. Terlihat dari salah satu permukiman warga yang berada di sekitar sungai Sekanak Lambidaro, tepatnya di rumah susun (rusun) yang berada di kawasan Kelurahan 24 dan 26 Ilir Palembang.
Meskipun saat ini wajah sungai Sekanak Lambidaro terlihat cantik karena berhasil direstorasi oleh pemerintah namun nyatanya hal tersebut tidak bisa membantu menghilangkan reputasi rusun sebagai kawasan yang "kumuh" yang telah berdiri selama 38 tahun tersebut.
Rumah susun yang terletak di pusat kota tersebut harusnya menjadi titik fokus pemerintah dalam mempercantik rupa kota Palembang, terutama dalam mewujudkan slogan EMAS yang selalu digaungkan oleh Wali Kota Palembang saat ini.
Menurut warga kota Palembang yang tidak tinggal di wilayah tersebut Dila mengungkapkan adanya keresahannya saat melintas di daerah tersebut. Pemerintah seharusnya memberikan perhatian lebih kepada perawatan di rumah susun.
"Saya tidak tinggal di rusun, tapi setiap lewat merasa di dalam sana sepertinya kawasannya tidak sehat, bak sampah yang dekat dengan orang jualan makanan, belum lagi jalannya terlalu kecil sedangkan mobil dan motor banyak juga yang lalu lalang," katanya.
Selain itu, Dila mengatakan bahwa lebih baik kawasan tersebut direlokasi dan dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menambah kesan cantik sungai Sekanak Lambidaro.
"Karena menurut saya, itu permukiman kumuh di tengah kota sehingga tidak sedap dipandang. Kalau di relokasi, lahan itu bisa jadi taman kota yang ramah untuk anak-anak. Terus juga di kawasan tersebut sudah tidak rindang lagi, semenjak sungai sekanak lambidaro direstorasi sepanjang jalan itu pohon yang sudah berdiri puluhan tahun ditebang, sehingga makin keliatan gersang," tambahnya.
Salah satu ibu rumah tangga yang bermukim di kawasan rumah susun yaitu Aini menjelaskan jika dirinya merasa nyaman tinggal di rusun yang berada di tengah kota tersebut.
"Saya dari tahun 1988 pindah kesini, jadi hampir 34 tahun tinggal di rusun. Saya sih nyaman saja karena mata pencarian saya dari dulu di sini, dekat juga kalau mau kemana-mana jadi kalau dibilang nyaman ya nyaman," katanya saat ditemui di rumahnya pada Rabu, (3/8/2022) kemarin.
Baca Juga: Inflasi Sumsel di Penghujung Tahun 2022 Diprediksi Naik Namun Terkendali
Saat disinggung mengenai kendala selama bermukim di rusun, Aini menyebutkan bahwa ia hanya merasa resah karena banyaknya preman yang ada di sekitar lingkungan rumah susun atau blok.
"Kalau kita di blok ini memang suka ada preman yang usil, meskipun tidak setiap hari. Karena di sini memang warganya banyak, jadi beragam manusia semua ada," kata Aini.
Terkait reputasi kawasan "kumuh" yang saat ini lekat pada rumah susun, Aini tidak menampik hal tersebut. Pasalnya ia menyebutkan bahwa saat ini warga yang tinggal di permukiman tersebut tidak mempunyai banyak pilihan.
"Karena sudah bertahun tahun di sini, jadi perubahannya memang disaksikan secara langsung. Awalnya semua kan bagus, mulai dari pipa saluran air, tangga untuk akses naik turun dan kloset. Tapi makin lama semua kan makin tua jadi tangga sudah tidak sekokoh dulu bahkan di blok ini pernah roboh dan pipa saluran air kita juga sudah tidak berfungsi atau mampet," keluhnya.
Keluhan lain yang dirasakan oleh warga yang bermukin di rusun yaitu tidak adanya tempat untuk menjemur pakaian, sehingga pilihan mereka adalah di depan pintu atau di belakang jendela yang langsung menghadap ke jalan.
"Kita tidak disediakan tempat khusus untuk warga jemur baju, jadi kami juga tidak punya pilihan. Sedangkan rumah susun ini tidak terlalu besar, makanya banyak yang sembarangan jemur pakaian, tapi sekarang sudah ada aturan tidak boleh lagi jemur pakaian di belakang atau di jendela, semua harus di depan pintu teras," tuturnya.
Berita Terkait
-
Jumlah Pemilih Pemula di Palembang Diperkirakan Meningkat pada Pemilu 2024
-
Rusun Pengabdi Setan 2 Bakal Jadi Destinasi Wisata Horor?
-
Paksaan Pakai Hijab di Sekolah Negeri Tidak Diperbolehkan, Akademisi IAIN Ungkap Alasannya
-
Rajut Keharmonisan Gajah Sumatera Dan Manusia Lewat Dongeng Dan Film
-
Kunjungi Monpera Palembang, Pasukan Tentara Jepang Kenang Invasi 1942-1945 Sumbagsel
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Tanpa Ribet! Cek dan Cairkan BLT Rp900 Ribu dari Rumah, Cukup Lewat HP
-
Hemat Jutaan Rupiah! Begini Cara Naikkan Daya Listrik dengan Diskon 50 Persen dari PLN Lewat HP
-
Semarak UMKM Sriwijaya 2025: Sinergi dan Inovasi untuk UMKM Tangguh dan Ekonomi Sumsel Berkelanjutan
-
Duka Mendalam di Laga Sriwijaya FC, Putra Amuba Tewas Usai Jatuh dari Tribun
-
Langsung Cair! 7 Link Dana Kaget Hari Ini, Lumayan Buat Tambal Akhir Bulan