SuaraSumsel.id - Indonesia tengah berduka, sosok guru bangsa Ahmad Syafii Maarif atau buya Syafii Maarif tutup usia, Jumat (27/5/2022). Sosok sejarawan, pendidik dan ulama ini sangat dekat dengan hidup sederhana.
Hidup sederhana terlihat dari buya yang selalu menggunakan sepeda saat berpergian. Kehidupan sederhana ini sudah menjadi kesehariannya di kawasan Nogotirto, Yogyakarta.
Kesaksian warga mengungkap kesederhanan buya, mulai dari makan di angkringan, naik KRL, memilih kelas ekonomi saat menaiki pesawat hingga tidak segan membeli sendiri sabun di warung.
Bahkan ia pun sabar mengantre saat berobat di rumah sakit milik Muhammadiyah yang turut dibesarkannya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca 27 Mei 2022: Sejumlah Daerah di Sumsel Ini Diguyur Hujan Sedang Hingga Lebat
Meski menjadi pemimpin ormas Muhammadiyah, Buya sangat menghargai kebhinnekaan. Ketegasannya bahkan menjadi panutan bagi banyak pejuang pluralisme di Indonesia.
Buya lahir di Calau, Sumpur Kudus, Sumatera Barat, pada 31 Mei 1935. Ayahnya adalah Ma'rifah Rauf Datuk Rajo Malayu, dan ibunya bernama Fathiyah. Ibunya meninggal ketika Buya baru berusia 1,5 tahun.
Dia kemudian hidup bersama adik ayahnya, Bainah.
Melansir voaindonesia.com-jaringan Suara.com, Buya menikah pada usia 28 tahun dengan Nurkhalifah, gadis yang ketika itu baru berumur 19 tahun.
Pernikahan di Masjid Rajo Ibadat itu berlangsung pada 5 Februari 1965. Dia kemudian tinggal di Yogyakarta karena menjadi dosen di kampus tersebut yang sebelumnya pernah menempuh pendidikan di IKIP atau Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam bidang sejarah.
Baca Juga: Harga Hewan Kurban di Sumsel Naik Terdampak Penyakit Mulut dan Kuku, Warga dan Peternak Was-Was
“Islam tidak identik dengan Arab. Menurut Buya, salah satu yang menjadi penyebab kemunduran umat Islam adalah ketika arabisme ini mencengkram sejarah Islam dan menghilangkan dimensi paling utama dari Islam, yaitu egalitarianisme,” kata Sahal, Tokoh muda Nahdlatul Ulama, Akhmad Sahal saat diskusi daring bertema "Islam Berkemajuan Perspektif Ahmad Syafii Maarif".
Berita Terkait
-
Rekam Jejak Buya Syafii Maarif, Jurnalis yang Jadi Ketum PP Muhammadiyah dan Disebut Layak Jadi Pahlawan Nasional
-
Usulan Agar Cendekiawan Muslim Buya Syafii Maarif Mendapat Gelar Pahlawan Nasional Banjir Dukungan
-
Momen Butet Kartaredjasa Ziarah Umbul Donga ke Makam Buya Syafii Maarif di Kulon Progo
-
Podcast Bareng HAMBurger: Mengenang Buya Syafii Maarif, Egaliter dan Enggan Merepotkan Orang Lain
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Tangisan Pilu dI Rumah Kosong, Warga Syok Temukan Bayi Perempuan di Garasi
-
Ambulans RSUD Kosong Sopir dan BBM, Keluarga Nangis Histeris Urus Jenazah Sendiri
-
Guru Silat di Ogan Ilir Jadi Tersangka Pencabulan Santri, Diduga Lakukan Berkali-kali
-
WNA Rusia di Palembang Jadi Korban Curanmor, Drone dan GoPro Raib
-
Sayang Dibuang! Ini Cara Benar Simpan Kue Basah Palembang Pasca Lebaran