SuaraSumsel.id - Kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng sawit atau refined, bleached, deodorized (RBD) Palm Olein (CPO) dinilai akan mempengaruhi neraca ekspor Sumatera Selatan atau Sumsel.
Sumsel selama ini mencatat neraca ekspor yang disumbangkan oleh beberapa komoditas unggulan, di antaranya batu bara, bubuk kertas (palp) dan kelapa sawit. Untuk komoditas kelapa sawit, diekspor dalam dua bentuk yakni tandan dan sudah dalam bentuk olahan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor kelapa sawit dan produk turunannya tergolong tinggi di Sumsel. Setidaknya sepanjang 2021, tercatat volume yang fluktuatuf, atau malah nilainya cenderung turun bulan ke bulan.
Akan tetapi jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya, 2020, atau menjelang situasi pandemi, ekspor minyak kelapa sawit meningkat.
Pada tahun 2020 saja, volume ekspor minyak kelapa sawit mencapai 189,91 ribu ton dengan nilai 137,5 juta US dollar. Situasi ini meningkat dibandingkan 2021, dengan volume mencapai 192, 21 ribu ton dengan nilai 209,66 juta US dollar.
"BPS mencatatnya ekspor meningkat jika dibandingkan dua tahun terakhir, 2020 ke 2021," ujar Kepala BPS Sumsel, Zulkipli.
BPS pun mencatat minyak kelapa sawit menduduki komoditas terbesar ketiga ekspor Sumsel. "Jika diurut, di Sumsel ini yang paling banyak diekspor yakni batu bara, bubuk kertas dan baru kelapa sawit. Kelapa sawit komoditas yang strategis bagi neraca ekspor Sumsel," ungkapnya.
Adapun tujuan ekspor minyak kelapa sawit yakni Vietnam, Jerman, Malaysia dan lainnya. Pada tahun 2021, ekspoe minyak goreng tujuan Vietnam dengan volue 66,66 juta ton, dengan nilai 73,39 juta US dolar, sedangkan untuk ke Jerman, volume ekspornya mencapai 56,01 juta ton dengan 63,65 juta US dolar.
Sementara ke Malaysia yakni 32,20 juta ton dengan nilai 32,41 juta US dolar. "Ada juga beberapa negara lainnya dengan kapasitas ekspor lebih rendah," pungkasnya.
Larangan ekspor minyak goreng dan turunannya dipastikan akan mempengaruhi neraca ekspor Sumsel.
Tag
Berita Terkait
-
Larangan Ekspor Minyak Goreng Berlaku, Petani Sawit Sumsel Harap Pabrik Tidak Tetapkan Harga TBS Sepihak
-
Seperti ke Kebakaran Pasar Gembrong, Anies juga Diminta Temui Warga Marunda Korban Pencemaran Batu Bara
-
Asosiasi Petani Sawit Harap Larangan Ekspor CPO Jokowi, Diiringi Meminimalisir Dampak
-
Harga Sawit Turun Drastis Imbas Larangan Ekspor CPO, Ini Saran untuk Petani Riau
-
Angkutan Batu Bara Dilarang Melintas di Sumsel Mulai 28 April 2022, 8 Angkutan Ini Jadi Prioritas
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Tumbuh 41%, QLola by BRI Buktikan Peran sebagai Tulang Punggung Pengelolaan Keuangan Era Digital
-
Semangat Kemerdekaan! SKK Migas Sumbagsel Gelar Upacara HUT RI ke-80 di Tengah Laut
-
Review Onix Mexicola: Parfum Viral yang Wanginya Bikin Auto Nengok
-
Staycation Hits Palembang: 5 Hotel dengan Pemandangan Jembatan Ampera Terbaik
-
Bidar di Sungai Musi Palembang Meriah, Tapi Benarkah Sudah Jadi Identitas Sumsel?