SuaraSumsel.id - Pemberhentian mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto saat Muktamar ke-31 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akhir pekan lalu di Aceh menimbulkan keriuhan.
Banyak yang kemudian menilai pemberhetian dokter Terawan ini, membuat dokter akhirnya khawatir akan inovasi dari risetnya. Bagi profesor Universitas Sriwijaya atau Unsri, Yuwono ini, berpendapat sebaiknya jangan buru-buru menghakimi.
Hal ini disampaikannya di media sosialnya, Rabu (30/1/2021). Dengan menulis narasi berjudul Dokter atau IDI?
Dia memulai dengan menjelaskan IDI merupakan organisasi yang merupakan hasil kesepakatan para dokter. Bila seorang dokter memiliki dinamika, terlebih organisasi para dokternya.
"Sungguh sunatullah atau law of nature bahwa segala sesuatu akan berubah sesuai tempat dan zamannya, sekalipun kita tidak suka," katanya.
Dia mengungkapkan jika yang berubah sejatinya pendekatan dan cara, sedangkan filosofinya tetap seperti semula.
"Medicine is science & art, begitu filosofinya," sambung Prof Yu-panggilan akrab Prof Yuwono.
"Ada ilmiah, ada nilai rasa kemanusiaan. Ilmiah dihadapi dan dinilai dengan ilmiah pula," sambungnya.
"Rasa kemanusiaan juga dinilai dengan rasa kemanusiaan. Saat praktek sebagai dokter atau berorganisasi di IDI, seorang dokter semestinya tetap sama perilakunya yaitu seorang yang ilmiah yg mengutamakan rasa kemanusiaan," sambung dia.
"Bila terjadi perbedaan dalam hal ilmiah, jangan buru-buru dihakimi, melainkan ditelaah apakah dalilnya termasuk level hipotesis, konsep, teori atau sdh mencapai aksioma," terangnya.
Prof Yu langsung mencontohkan yang dialami Dokter Terawan.
"Contoh Dr. Terawan melakukan Brain Washing dengan cara radiologis sesuai spesialisasi beliau, hemat saya ini termasuk level konsep," katanya.
Sehingga, selama belum pada level lebih tinggi, maka hal tersebut masih bisa diperdebatkan secara ilmiah. Sehingga perbedaan yang muncul tetap bisa dihormati sebagai perbedaan hipotesis, lalu konsep atau teorinya.
"Jadi selama belum level aksioma, silakan didebat dengan ilmiah, tetap hormati perbedaan hipotesis, konsep atau teorinya. Bukan dihakimi lalu diputuskan bla...bla...bla," terangnya.
"Soal rasa kemanusiaan relatif sama, karena semua orang, baik dokter atau pasien ingin diperlakukan sebagai manusia yang punya martabat kemanusiaan," ujar dia.
Tag
Berita Terkait
-
Jokowi Pantau Sembako dan Minyak Goreng Jelang Ramadhan, Netizen Mengeluh: Barang Ada, tapi Harga Naik Pak
-
Kisah Warga Sumsel Tertipu Dukun Bisa Gandakan Uang dan Emas: Ditunggu Tiga Bulan, Isi Kardus Ternyata Hanya Batu Bata
-
Menilik Tradisi Ruwahan yang Digelar Menyambut Ramadhan di Kepulauan Bangka Belitung, Momen Mendoakan Anggota Keluarga
-
Terapi Cuci Otak Terawan Kerap Dapat Pujian Pejabat, Profesor Zubairi: Enggak Bisa Hanya Testimoni!
-
Datangi Truk Sembako yang Antre Solar di SPBU, Gubernur Babel Erzaldi Rosman Putuskan Kebijakan Ini
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Juli: Raih Skin Senjata, Diamond, dan Katana
- Pemain 1,91 Meter Gagal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Kini Bela Tim di Bawah Ranking FIFA Garuda
- 5 Jet Pump Terbaik untuk Sumur Bor, Kuat Sedot Air dari Kedalaman 40 Meter
Pilihan
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Tahan Banting Terbaru Juli 2025, Desain Kuat Anti Rusak
-
Fenomena Magis Pacu Jalur, Tradisi Kuansing Riau Kini Viral lewat Aura Farming
-
Tarif Trump 32 Persen Buat Menteri Ekonomi Prabowo Kebakaran Jenggot
-
Berapa Gaji Yunus Nusi? Komisaris Angkasa Pura Rangkap Sekjen PSSI dan Wasekjen KONI
Terkini
-
5 Ide Jenius Desain Teras Rumah 6x10: Sempit Bukan Berarti Sumpek, Justru Makin Estetik!
-
Baru Mulai Lari? Hindari Salah Beli Sepatu dengan 7 Tips Ini
-
Rumah ala Drakor Bukan Sekadar Impian! Ini 7 Trik Interior Korea yang Bisa Kamu Coba
-
Tren Perhiasan 2025: 5 Alasan Gen Z Pilih Rose Gold daripada Emas Kuning
-
Koperasi Merah Putih Jadi Harapan Baru Ekonomi Desa, Ini Gebrakan OJK dan Pemprov Sumsel