Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 18 Januari 2022 | 11:01 WIB
Viral ibu hamil di Sumsel ditanduh karena jalan rusak, bayi tidak terselematkan [instagram]

SuaraSumsel.id - Seorang ibu hamil di Sumsel yang hendak melahirkan ditandu menuju Rumah Sakit. Video ibu  hamil yang ingin melahirkan ini juga viral di media sosial. 

Salah satu instagram yang memosting yakni infomuratara. Dalam video yang diunggah sebelum ibu hamil tersebut ditandu oleh beberapa orang pria, ibu hamil tersebut sempat dibawa menggunakan mobil bak terbuka dan dibantu oleh beberapa orang wanita. 

Namun karena akses jalan menuju rumah sakit rusak parah dan tidak bisa dilewati mobil, sehingga terpaksa ditandu melewati jalan rusak. Bahkan para lelaki yang menandunya tidak menggunakan alas kaki. Sambil menandu ibu hamil tersebut terlihat para lelaki tidak begitu hati - hati melewati jalan yang licin agar ibu hamil.

Dalam keteragan video tersebut, ibu hamil berasal dari Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara Sumsel. Ibu yanga hendak melahirkan ini dibantu oleh tim tenaga kesehatan dan keluarganya menuju rumah sakit yang lebih lengkap.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG 18 Januari 2022, 5 Kabupaten di Sumsel Bakal Hujan Pagi Ini

"Hallo, sedikit berbagi momen yang mengharukan, sang ibu hamil hendak melahirkan , namun jalan yang yang dilalui rusak dan tidak bersahabat. Sedikit kerjasama antara Nakes dan warga sekitar akhirnya berhasil membawa ibu berhasil ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Namun sayang sang buah hati tidak tertolong," tulis pemilik akun @tetehhatun_. 

KUPT Puskesmas Bingin Teluk, dokter Hendra Nopriansyah mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (15/1/2022) sekitar pukul 13.00 WIB, bidan Desa Beringin Makmur 2 mendapat telepon dari kader posyandu Sungai Gulo  tepatnya di dusun 6, desa BM 2 bahwa ada pasien yang akan melahirkan.

"Bidan desa menyarankan untuk dibawa ke Puskesmas Bingin Teluk," katanya kepada Suara.com, Selasa (18/1/2022).

Setelah berkonsultasi dengan dokter puskesmas dan KUPT, maka diputuskan menjemput pasien. Ternyata pasien tidak bisa dievakuasi ke puskesmas dikarenakan Ambulan tidak bisa lewat sehingga keluarga membawa pasien ke titik jemput 

"Panjang jalan yang tidak bisa dilewati tersebut sekitar 50-100 meter. Jarak dari puskesmas ke titik jemput sekitar 30 menit. Sementara dari posisi pasien tinggal ke titik jemput yakni 1,5 jam. Proses evakuasi memakan waktu sekitar 3 jam lebih. pasien baru sampai di puskesmas sekitar pukul 17.00 WIB," ujarnya.

Baca Juga: Pasokan Dari Petani Makin Minim, Pabrik Karet di Sumsel Pilih Impor Hingga Afrika

Bila ambulan dipaksakan lewat maka hanya mempersulit evakuasi dikarenakan mobil ambulan dipastikan tidak bisa bergerak. Perawat, bidan dan dokter yang ada di ambulan segera turun dengan dibantu warga membawa brankar menjemput pasien dari mobil pick up.

Pasien dibawa dengan cara ditandu menggunakan brankar ambulan menuju ambulan."Saat masih di pick up, pasien sempat diperiksa oleh dokter dan dinyatakan pasien tali pusat menumbung dan letak lintang," tuturnya.

Setelah sampai di Puskesmas Bingin Teluk pukul 17.00 sore, dokter puskesmas kemudian memeriksa ulang janin dan ibu, ditemukan janin dalam kondisi gawat, sehingga dilakukan pertolongan pertama. kemudian dokter puskesmas dan bidan berkoordinasi dengan dokter di RSUD Rupit untuk persiapan rujukan.

Dokter RSUD dan Dokter Obgin menyarankan untuk segera saja dibawa ke rumah sakit yang ada di Lubuklinggau dengan alasan kamar operasi sedang disterilisasi dan dokter Obgin berada di Lubuklinggau.

"Kemudian pasien dibawa ke RS ibu dan anak Dwisari Lubuklinggau. Pasien sampai di RSIA Dwisari sekitar pukul 20.00 malam. Sesampai disana, dinyatakan bahwa janin sudah meninggal. Tetapi ibu dalam kondisi baik," pungkasnya.

Kontributor : Welly Jasrial Tanjung

Load More