Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 14 Desember 2021 | 12:51 WIB
Ilustrasi emas. Harga Emas di Perdagangan Asia Melemah, Jelang Pertemuan Bank Sentral Utama [pixabay.com]

SuaraSumsel.id - Harga emas melemah di perdagangan Asia pada Selasa pagi. Hal ini disinyalir karena sikap hati-hati terhadap pertemuan bank sentral utama minggu ini, dengan Federal Reserve AS.

Kondisi ini diprediksi mempercepat rencana untuk menarik mundur langkah-langkah dukungan ekonomi era pandemi.

Emas berjangka AS melemah 0,1 persen menjadi di perdagangkan di 1.786,00 dolar AS per ounce pada pukul 00.30 GMT. Sementara emas spot juga menyusut 0,1 persen menjadi diperdagangkan pada 1.785,65 dolar AS per ounce.

Dolar bertahan terhadap sekeranjang mata uang utama saingannya.

Baca Juga: Jelang Natal, 4 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap di Sumsel

Bank sentral AS akan memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Selasa waktu setempat, dengan investor memperkirakan Fed akan mengumumkan penghentian pembelian obligasi lebih cepat dari yang diharapkan, ketika mereka mencari petunjuk tentang waktu kenaikan suku bunga tahun depan.

Selain Fed, Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Jepang juga dijadwalkan untuk menggelar pertemuan minggu ini.

Pertemuan ECB pada Kamis (16/12/2021), kemungkinan mengkonfirmasi bahwa skema stimulus darurat pandemi 1,85 triliun euro (2,09 triliun dolar AS) akan berakhir Maret mendatang.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, sekaligus meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang tidak dikenakan bunga.

Ekspektasi inflasi jangka pendek konsumen AS didorong lebih tinggi pada November dan ekspektasi untuk pertumbuhan pendapatan di masa depan turun, menurut survei yang dirilis pada Senin (13/12/2021) oleh Federal Reserve New York.

Baca Juga: Cerita Wong Sumsel Pakai Plat Mobil Pempek di New Zealand, Didoakan Jadi Gubernur

Wall Street berakhir lebih rendah semalam, karena kekhawatiran atas varian virus corona Omicron membebani sentimen investor terhadap aset-aset berisiko. (ANTARA)

Load More