Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 28 Oktober 2021 | 12:09 WIB
Jepretan Manga Sriwijaya, Alea and the Forgotten Empire

SuaraSumsel.id - Sebuah manga alias bacaan komik mengenai Kerajaan Sriwijaya tengah jadi pembicaraan publik. Berjudul Alea and Forgotten Empire, manga ini sedikit banyak mengupa sejarah kerajaan Sriwijaya.

Telah dilihat oleh lebih dari 1.000 pembaca, manga Alea and Forgotten telah berisi tiga serial. Ketiga serial tersebut di antaranya Candi Ratu Baka, Artefak Misterius dari India, dan The clairsentient.

Dalam sinopsisnya, dimulai dengan menanyakan pembaca ingin kembali ke masa lalu, apakah kamu mau mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan kerajaan yang sudah ditakdirkan untuk hilang ditelan waktu.

Alea yang menjadi sosok sentral dari komik ini, dikenal sebagai gadis clairsentients yang memiliki kemampuan membaca masa lalu.

Baca Juga: Perdagangan Bayi di Palembang Terungkap, dan 3 Berita Populer di Sumsel

Takdir membawa Alea untuk mengerjakan sebuah proyek terkait artefak cawan yang ditemukan di Komplek Nalanda Kuno, India. Gadis itu pun secara misterius terlempar ke masa lalu dan bertemu dengan Balaputradewa, Raja gagah yang memimpin Kerajaan Sriwijaya.

Sampai saat ini, sudah tiga series yang disajikan di antaranya Candi Ratu Baka, Artefak Misterius dari India, dan The Clairsentient 

Webtone ini pun berasal dari cerita novel dengan judul yang sama. Ide komik manga ini pun menjadi bahan diskusi yang diselenggarakan Sahabat Cagar Budaya Palembang.

Ketua Masyarakat Sejarawan Palembang, Farida Warga Dalem dalam diskusinya sangat mengapresiasikan bagaimana cerita sejarah dihidupkan dalam sebuah cerita fiksi seperti komik dan novel dan lainnya.

Meski beraliran fiksi, diharapkan yang disajikan tidak terlalu berbeda dari fakta sejarah. Hal ini akan menguatkan pengetahuan dan wawasan pembaca.

Baca Juga: 9 Saksi Diperiksa Kasus Korupsi Dodi Reza Alex, dan 4 Berita Sumsel Wajib Kalian Tahu

"Fiksi boleh namun sangat diharapkan tidak melenceng dari fakta sejarah. Karena itu, pembuat atau penulisnya diharapkan lebih banyak membaca, berdiskusi dengan sejarawan atau sumber sejarah yang lebih valid dan mendukung," katanya.

Namun Farida pun sempat mempertanyakan mengapa pembukanya dari Candi Ratu Boko. Padahal, akan lebih apik dan lebih dekat di Sumatera Selatan, misal memulainya dari keberadaan candi di Bumi Ayu, Pali.

"Cerita mengenai kebesaran Sriwijaya, cerita bajak laut dan mempertahankan sebagai kawasan maritim, juga apik dibawakan dalam bentuk manga atau kartun," saran Farida.

Diketahui meski baru tiga series, manga Sriwijaya sudah termasuk yang banyak dibaca pembaca. Bacaan Sriwijaya dalam manga ini pun cukup baru dan berani hadir saat yang lain membahas Majapahit dan kebesaran raja-rajanya.

Load More