Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 05 Oktober 2021 | 15:39 WIB
Burung Nuri asal Papua yang gagal diselundupkan [Welly JS/Suara.com]

Pihaknya mencatat hewan yang mati merupakan jenis Kenari Hitam lantaran mudah mengalami stres. 

Saat pertama kali memeriksa seluruh hewan, pihaknya mendapati gejala stres pada hewan.

"Rata-rata hewan tersebut sudah enggan menerima makan atau pun minum dan mengalami infeksi saluran pernapasan," terang ia.

Burung Nuri hitam yang ditranslokasi ke Papua [Welly JS/Suara.com]

Hewan ini dibawa dari habitatnya di kawasan Indonesia Timur bisa melalui udara maupun laut. Dilanjutkan dengan jalur darat. Selama perjalanan mereka pasti stres. Hewan ini tidak bisa diperlakukan kasar, atau pun berisik. Harus dengan lembut, kalau tidak dia akan mati, karena sangat berpengaruh pada persoalan psikisnya," ungkap dia.

Baca Juga: Kematian Anak Sumsel Terpapar COVID-19 Tinggi, Ketua IDAI: Orang Tua Abai Prokes

Dari ke-76 hewan yang selamat selama masa perawatan ditemukan 11 burung yang terinfeksi flu burung. Rata-rata mereka yang terinfeksi adalah jenis Nuri Ara Besar. 

Jafrizal menjelaskan, keseluruhan hewan yang dikembalikan ke habitatnya akan menjalani karantina selama 7-14 hari. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kembali dengan habitatnya.

"Setelah diperiksa Nuri ini paling rentan terkena penyakit. Untuk langkah yang diambil adalah pemusnahan karena menghindari dampaknya ke manusia," pungkasnya.

Kontributor: Welly Jasrial Tanjung 

Baca Juga: Capaian Vaksinasi COVID-19 Sumsel: Dosis Satu 29 Persen, Dosis Dua 16 Persen

Load More