Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 01 Oktober 2021 | 18:50 WIB
Pelaku pedofil di ponpes AT Ogan Ilir. Korban membutuhkan dukungan moril. [Welly JS/Suara.com]

"Tahun 2020 dia baru bekerja di ponpes ini dan selama ini mengurusi perkebunan di Ponpes, Juli 2021 ini baru bekerja sebagai pengawas asrama dan pengajar. Sedangkan JN bekerja dari 2019 sebagai pengawas asrama," ujar Pimpinan Ponpes AT , saat dihubungi suara.com, Jumat (1/10/2021).

" Kami saat ini sedang bersih - bersih SDM. Karena kejadian ini kami melakukan paikotes terhadap seluruh SDM yang ada di Ponpes ini. Misal masih ada pelaku silahkan tangkap dan tindak,.kami serahkan semuanya ke pihak berwajib," tutur AE.

Pihak Ponpes mengakui jika ada santri yang keluar dari Ponpes atas kejadian ini.

" Karena kejadian ini pula Ponpes mulai ketat dalam penerimaan SDM baru. Sedangkan untuk santri ya g menajdi korban kami kumpulkan dan di recovery terhadap santri dan orangtuanya. Meski ada beberapa anak yang harus keluar dari Ponpes AT karema kejadian ini. Ada yang tetap bertahan mengelesaikan studinya,” jelasnya.

Baca Juga: Palembang Diguyur Hujan, Berikut Daerah di Sumsel Diprakirakan Hujan Hari Ini

Sementara itu, Humas Kanwil Kemenag Sumsel Saefuddin mengatakan apa yang terjadi di Ponoes AT itu adalah oknum.

" Ponoes tidak salah namun yang salah adalah oknum. Saat ini pihak berkoordinasi dengan Kemenag OI untuk mengentahui kondisi Ponoes itu terkait kejadian ini," ungkap ia.

" Jadi saya minta kepada pimpinan Ponpes jangan takut karena itu oknum. Makanya perlu oemdekatan secara humanis terhadap calon anak didik. Selain itu, jangan menstigma pesantren itu buruk karena ada kejadian ini," ujarnya.

Kontributor: Welly Jasrial Tanjung

Baca Juga: Dua Mantan Wagub Sumsel Diperiksa Kasus Korupsi Alex Noerdin

Load More