
SuaraSumsel.id - Pernah menjadi partai besar dengan dukungan massa yang banyak, menjadikan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai partai yang diperhitungkan secara politik.
Di Palembang Sumatera Selatan, sekitar tahun 1955, kebesaran PKI pun digaungkan. Kekuasaan di parlemen hingga memiliki banyak organisasi massa pendukung membuat Gerakan PKI makin berkembang.
Kebesaran ini terlihat dari adanya landmark dan puluhan kantor buruh di Palembang, Sumatera Selatan.
PKI disebutkan pernah membangun landmark palu arit dengan bentuk ukuran yang berbeda Ketiga tugu palu arit tersebur berada di pusat jantung kota Palembang, Sumatera Selatan.
Baca Juga: Dua Mantan Wagub Sumsel Diperiksa Kasus Korupsi Alex Noerdin
Tugu pertama berada di pangkal Jembatan Ampera. Tugu ini diatasnya terdapat benar-benar landmark berbentuk palu dan arit.
Tugu palu arit dengan ukuran lebih kecil berada di depan masjid Agung Palembang. Lalu land mark palu arit lainnya, di Jalan Sudirman.
Untuk kedua tugu ini, digambarkan semacam tugu dengan stempel lambang palu dan arit. Di jalan Sudirman, tidak cukup banyak catatan sejarah yang menguatkannya.
Selain bangunan landmark yang pernah dibangun. Dalam buku petunjuk kota besar Palembang, tahun 1951 dikatakan, Palembang juga memiliki banyak kantor serikat buruh.
Hal ini memperlihatkan ormas buruh sebagai kekuatan partai, sangat besar. Setidaknya, terdapat 45 kantor serikat buruh yang menjadi penyokong kekuatan PKI kala itu.
Baca Juga: Kendaraan di Sumsel Kembali Terima Pemutihan Pajak, Berlansung 3 Bulan
Paham komunis sendiri hadir di Palembang sekitar tahun 1925-1926. Saat ini, adanya pertemanan serikat islam (SI) Merah yang melakukan pengorganisasian pada buruh dan tani.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Prabowo Ungkap Dalang Pemberontakan PKI di Madiun: Seolah-olah Komunis, Musso-Semaun Dibawa Belanda
-
Subarkah Hadisarjana Ternyata Sosok di Balik Kesuksesan Film G 30 S/PKI
-
Disiapkan Tempat Sembunyi Neneknya, Ini Cerita Anies Baswedan Soal PKI
-
Babak Sejarah Indonesia yang Hilang, Penculikan Soekarno-Hatta oleh DN Aidit
-
Di Balik Ketenangan Pulau Dewata: Kisah Pilu dan Upaya Berdamai dengan Tragedi 1965
Tag
Terpopuler
- Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
- Ramadhan Sananta Umumkan Mau Pensiun dari Sepak Bola
- 3 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 12 GB Terbaik Mei 2025
- Selamat Datang Pascal Struijk! Calon Pemain Timnas Indonesia Diarak di Jalan Raya Inggris
- 5 Rekomendasi HP Gaming Rp1 Jutaan: Kamera Oke, RAM Besar Baterai Awet
Pilihan
-
3 Pemain China Jebolan Liga Indonesia: Tak Ada yang Sukses Berakhir Miris
-
Eks Pemain Prancis Ini Cocok Jadi Pelatih Anyar Persija: Mantan Rekan Marc Klok
-
5 Rekomendasi HP Samsung dengan NFC Harga di Bawah Rp 4 Juta, Terbaik Mei 2025
-
Eks Wapres Ma'ruf Amin Lagi-lagi Absen, Sidang Wanprestasi Mobil Esemka Tetap Berlanjut
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 2 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Besar Performa Handal
Terkini
-
Kemenkumham Klaim Tak Ada Napi Luka-Luka dalam Kerusuhan Lapas Muara Beliti
-
Terungkap di Sidang Kabut Asap Sumsel: Kebakaran Berulang di Konsesi Korporasi Raksasa
-
Manajemen Sriwijaya FC Buka Suara Soal Gaji Tertunggak: Ini Janji pada Pemain
-
Lapas Muara Beliti Over Kapasitas 3 Kali Lipat, Ini Pemicu Kerusuhan Hebat
-
Kilang Pertamina Plaju Siapkan Avtur Berkualitas Dukung Haji 2025