Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 04 September 2021 | 19:38 WIB
Syafii Maarif.[Suara.com/Putu Ayu Palupi]

SuaraSumsel.id - Dalam pernyataannya, mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif membeberkan rekam jejak Taliban. Karena itu, ia berpesan agar Indonesia lebih waspada pada Taliban.

Menurut Buya Syafii, kelompok Taliban selama berkuasa di Afganistan pada 1996-2001 membawa kesulitan ke muka bumi.

Melansir terkini.id- jaringan Suara.com, Ia meminta Pemerintah Indonesia tak perlu tergesa-gesa menjalin hubungan dengan Taliban yang kembali berkuasa di Afganistan.

Buya Syafii juga menyarankan, Indonesia tidak mudah percaya janji-janji Taliban, Padahal, mereka berjanji meniadakan konflik, amnesti kepada mereka yang berseberangan, sekaligus memuliakan kaum perempuan.

Baca Juga: Bendungan Tiga Dihaji Jaga Eksistensi Lumbung Pangan Sumsel

“Bagi saya begini, kita wait and see dulu. Kan katanya mau berubah, tapi kan belum tampak buktinya. Kita tunggu bukti dulu,” kata Buya Syafii.

Buya pun mengaku masih mengingat kekejaman rezim militan Taliban sepanjang 1996-2001. Genosida hingga pengekangan peran perempuan terjadi sepanjang ideologi Taliban berkuasa menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia.

Pengungsi Afghanistan mencoba bertahan saat dibubarkan paksa oleh polisi di depan Gedung UNHCR, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (24/8/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

“Tahun 1996-2001 itu parah sekali, parah sekali,” tuturnya.

“Berkuasa lima tahun itu Taliban membawa ‘keping neraka’ ke muka bumi. Semestinya kalau yang pakai (nama) Islam, membawa ‘keping surga’ ke muka bumi. Jangan dibalik-balik begitu. Orang yang tidak paham Islam itu menarik (kesimpulan) ini Islam, repot. Islam tidak seperti ini,” ungkapnya.

Ia pun beranggapan saat negara-negara kuat seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengambil langkah keras, Cina dan Rusia mempertontonkan kedekatannya

Baca Juga: 6 Pengusaha di Sumsel dan Babel Menunggak Pajak Rp 1,4 Miliar

“Kalau Rusia dan China saya rasa itu dalam rangka melecehkan Amerika, lebih banyak ke sana saya lihat. Karena walaupun Uni Soviet hancur, tapi antara Rusia dan Amerika perang dingin diam-diam masih ada, walaupun secara resmi sudah tidak. Tapi itu mereka berlomba-lomba merebut ekonomi dunia,” kata Buya Syafii.

Load More