SuaraSumsel.id - Donasi Rp 2 triliun dari almarhum Akidi Tio mengungkap fakta-fakta lainnya. Prof Hardi Darmawan yang kenal keluarga Akidi Tio, sempat terkejut karena dipaksa keluarga menerima uang donasi berjumlah fantastik tersebut.
Dokter yang pernah menjabat Direktur Utama RS Charitas Palembang ini mengungkapkan kronologis bagaimana ia dihubungi anak perempuan Akidi Tio yang membuatkan sempat gemetar dipaksa menerima Rp 2 triliun.
Sosok dokter Prof Hardi Darmawan, juga bukan orang biasa di Sumatera Selatan. Pengabdiannya di dunia medis, dan pendidikan di Sumatera Selatan sudah dikenal cukup lama.
Mungkin hal tersebut juga yang membuat keluarga pengusaha Akidi Tio mengamanatkan donasi Rp 2 triliun untuk disampaikan pada masyarakat Sumatera Selatan.
Baca Juga: Berdonasi Rp 2 T untuk Sumsel, Akidi Tio Memulai Bisnis dari Usaha Kecap
Di akun YouTube Helmy Yahnya, Prof Hardi menceritakan bagaiamana ia dipaksa menerima uang Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio sebagai amanat dari almarhum.
"Saya itu memang sudah kenal dengan keluarga ini, 36 tahun menjadi dokter keluarga mereka," sambung Prof Hardi.
Lalu, tiga hari sebelum tanggal 26 Juli lalu, Prof Hardi dihubungi oleh anak perempuan Prof Akidi Tio, Heriyati. Saat itu, Prof Hardi menyangka dihubungi karena ada anggota keluarga yang sakit.
"Saya ditelpon oleh anak perempuannya tersebut. Dua atau tiga hari sebelum tanggal 26 Juli itu, saya pikir mau janji berobat karena ada yang sakit. Karena biasanya seperti itu," ucap Prof Hardi.
Saat dihubungi oleh anak perempuan Akidi Tio tersebut, Prof Hardi diberitahu jika keluarga ingin berdonasi untuk penanganan COVID 19.
Baca Juga: Ratusan Personil Polda Sumsel Terinfeksi COVID 19
Saat itu, Heriyati mengungkapkan jika keluarga sangat bersedih akan kondisi pandemi COVID 19 ini. Banyak teman mereka yang susah mencari rumah sakit, ada juga akhirnya teman tersebut meninggal dan ada juga teman yang terpapar COVID 19,
"Dia hanya cerita ingin berdonasi," sambung Prof Hardi.
Lalu Prof Hardi mengiyakan keinginan keluarga tersebut.
Namun di sela sambungan telepon tersebut, Prof Hardi sempat dibuat kaget. Ia pun bertanya sampai dua kali, apakah nilai disebutkan benar.
"Awalnya tidak bilang nominal, hanya ingin menyumbang. Baru ketika disebut Rp 2 T, saya tercengang. Saya tanya lagi, apakah benar nilai yang disebutkan, saya tanya ulang," aku Prof Hardi.
"Benar Rp 2 T?, apa 2 T?, baru si dia sebut lengkap, iya benar Rp 2 triliun," ucap Prof Hardi.
Saat mendengar nominal Rp 2 Triliun, Prof Hardi sempat kaget dan terdiam. Ia mengaku sempat tidak percaya atau malah salah menaksirkan ucapan.
Namun beberapa detik kemudian, Prof Hardi langsung kembali mengiyakan.
Malah, diakui Prof Hardi, donasi Rp 2 triliun tersebut hanya ingin disampaikan oleh pihak keluarga di sebuah kamar hotel di Palembang.
"Malah dia bilang, nanti kami hantarkan uangnya, di kamar hotel saja, Prof," ujar Prof Hardi meniru ucapan anak perempuan Akidi Tio.
Namun keinginan kali ini ditolak Prof Hardi.
Menurut ia, dengan nilai donasi Rp 2 triliun tersebut, harus dikelola dengan transparan dan harus diketahui pihak yang berwenang dalam upaya penanganan COVID di Sumatera Selatan.
"Tidak bisa, saya jawab demikian. Nilai Rp 2 triliun tidak sedikit, harus transparan," ujar Prof Hardi.
Barulah, keluarga Akidi Tio mengungkapkan lagi, jika ingin menyerahkan donasi tersebut pada Prof Eko Indra Heri yang kini menjabat Kapolda Sumatera Selatan.
Kapolda ini diceritakan sudah lama kenal dengan keluarga Akidi Tio, termasuk juga orang tuanya.
"Karena itu, baru dilakukan komunikasi tiga pihak, dengan menginfomasikan donasi Rp 2 triliun itu kepada pemanggu jabatan, Gubernur Herman Deru, tokoh masyarakat, unsur TNI/Polri dan tokoh dari lima agama," ungkap Prof Hardi.
Dari inisiatif tersebut, baru pada 26 Juli lalu dilakukan proses penyerahan secara simbolis kepada Kapolda Sumatera Selatan, Prof Eko Indra Heri yang dihadiri Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru.
"Iya dihadiri oleh anak perempuan Akidi Tio, dan diterima Kapolda. Sumbangan itu diberikan secara pribadi kepada Prof Eko namun untuk diberikan kepada masyarakat. Prof Eko sebagai perantara yang diamanahkan dan diamanatkan," sambung Prof Hardi.
Prof Hardi pun memastikan jika donasi tersebut sudah diberikan kepada Kapolda Sumatera Selatan, Prof Eko Indra Heri.
Berita Terkait
-
Berdonasi Rp 2 T untuk Sumsel, Akidi Tio Memulai Bisnis dari Usaha Kecap
-
Donasi Rp 2 T Akidi Tio, Hikmah Tradisi Tionghoa Hormati Orang Tua dan Leluhur
-
Donasi Rp 2 Triliun Ialah Janji Akidi Tio pada Thong Ju, Tionghoa Kaya Era Soekarno
-
Ketua MPR Bambang Soesatyo Bongkar Sosok Akidi Tio, Penyumbang Rp 2 Triliun
-
Fakta Baru Akidi Tio, Keponakan Mantan Menteri Perdagangan Singapura
Tag
Terpopuler
- 3 HP Murah RAM 12 GB dan Memori 256 GB Terbaik Mei 2025
- Stefano Lilipaly Rela Dicoret Patrick Kluivert, Batal Bela Timnas Indonesia
- Dirumorkan Jadi WNI, Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp596 M Dibajak Belanda
- 6 Rekomendasi HP Memori 512 GB dengan Chipset Dewa, Terbaik Mei 2025
- Heboh Visa Haji Furoda Belum Terbit, Ivan Gunawan Percaya Diri Tetap Berangkat
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan dengan Jeroan Gahar, Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Skincare Terbaik untuk Remaja, Harga sesuai Kantong Pelajar-Mahasiswa
-
7 Skincare Lokal Aman untuk Ibu Hamil, Ramah Kulit Tak Bahayakan Janin
-
5 Perbedaan Sunscreen Wardah UV Shield Airy Smooth dan Essential Gel, Pilih Mana?
-
Review Sunscreen Wardah UV Shield Acne Calming, Recommended buat Kulit Berjerawat
Terkini
-
Sumsel Berduka: KH Mal An Abdullah Tutup Usia, Tokoh Toleransi Antarumat Beragama Berpulang
-
Cuan Maksimal! Promo Es Krim Alfamart Mulai Rp8.000: Ada Joyday, Glico, dan Walls
-
Tambah Rp2.000 Bisa Dapat 2 Camilan, Promo Alfamart Ini Bikin Belanja Akhir Bulan Seru
-
Ari Lesmana Siap Temani Kamu Nyanyi 'Mangu' di Eleu Cafe Palembang, Ini Harga Tiketnya
-
Biaya Kuliah Kedokteran Unsri Jalur Mandiri 2025 Tembus Rp200 Juta, Cek Detail UKT nya di Sini