SuaraSumsel.id - Banyak peternak ayam di Kota Palembang, Sumatera Selatan, terpaksa bangkrut karena terjadi penurunan harga akibat daya beli masyarakat masyarakat pandemi COVID 19.
Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan Ismaidi Chaniago mengatakan kondisi yang menyulitkan membuat peternak plasma satu siklus sepanjang 1,5 bulan terbilang kesulitan bertahan.
“Harga sudah turun, tapi serapan juga rendah. Jadi biaya produksi sudah tidak seimbang dengan pemasukan, jadi mereka terpaksa gulung tikar,” kata Ismaidi.
Harga ayam di pasaran berkisar Rp24.000 per kilogram, yang sudah bertahan kurang lebih dalam sebulan terakhir di sejumlah pasar tradisional.
Dengan harga seperti itu di pasaran, artinya harga ayam potong dengan berat bersih 1,6 Kg-1,7 Kg per ekornya hanya terjual Rp13.000—Rp14.000 per Kg saat dibeli peternakan (harga di kandang).
Sementara, peternak bisa dikatakan akan mendapatkan untung jika harga di kandang berkisar Rp18.000 per ekor.
“Peternak rugi sekitar Rp5.000 per ekor, lama-lama ya terpaksa tutup peternakan,” kata dia.
Kekinian asosiasi memperkirakan terjadi penurunan permintaan sekitar 25-30 persen dibandingkan dalam kondisi normal terhadap ayam potong dari kebutuhan sekitar 120 ribu ekor per hari untuk Kota Palembang.
Sedangkan 250 ribu ekor per hari untuk Sumatera Selatan.
Baca Juga: Mantan Gubernur Sumsel Alex Nurdin Diduga Terlibat Kasus Korupsi Dana Hibah Masjid Agung
Pengurangan produksi yang dilakukan kurang berdampak signifikan lantaran saat ini produksi dari luar provinsi juga masuk ke Palembang.
“Bahkan dari Jawa juga masuk ke sini (Palembang) sejak ada jalan tol. Ini umumnya berasal dari peternakan skala industri yang satu kandang saja bisa memproduksi 50.000 ekor ayam,” kata dia.
Di tengah kondisi ini, asosiasi mengharapkan pemerintah memperketat jalur perdagangan antardaerah ini agar harga dan serapan tidak lebih tertekan.
Lisa, pedagang ayam potong di Pasar Perumnas Palembang mengatakan dirinya justru mengalami penurunan omset di tengah harga yang turun ini. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Astaga! Dampak PPKM Darurat, Ratusan Ayam di Banjarnegara Mati Setiap Hari
-
Peternak Mikro Hanya Jadi Buruh, Swasembada Pangan di Peternakan Ayam Sulit Terwujud
-
Izin Perusahaan Peternak Ayam Ini Terancam Dicabut, Begini Penyebabnya
-
Ya Ampun! Peternak Ayam di Banyumas Divonis Hukuman Penjara, Ini Kasusnya
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Menko Airlangga: Tidak Ada Negara yang Bisa Tumbuh Konsisten di 5 Persen
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
Terkini
-
Harga Emas Perhiasan di Palembang Tembus Rp10,55 Juta per Suku, Apa Penyebabnya?
-
Inovasi PTBA dan UGM Hadirkan Kalium Humat Batu Bara untuk Swasembada Pangan Nasional
-
Prestasi Membanggakan, Bank Sumsel Babel Boyong Dua Penghargaan OJK 2025
-
Rayakan HUT RI ke 80, Bukit Asam dan Relawan Bakti BUMN Kobarkan Semangat Bangun Negeri
-
Gaji Koma, Tanggungan Ganda: Benarkah Pinjol Jawaban Generasi Sandwich?