SuaraSumsel.id - Kejadian membuat miris, seorang pasien positif COVID 19 diusir dan dipukul oleh warga kampungnya.
Video itu diunggah oleh akun Instagram @jhosua_lubis dengan keterangan ia pasien yang dianiayanya ialah pamannya bernama Salamat Sianipar, berusia 45 tahun.
Dilansir dari hop.id - jaringan Suara.com, sang paman yang positif Covid diminta dokter agar isolasi mandiri atau isoman. Warga dan tetangga tidak bersedia menerimanya. Mereka mengusir dengan cara mengamuk, menganiaya dan memukul dengan balok kayu.
Akhirnya, Salamat melarikan diri dari kampung tersebut.
Baca Juga: Empat Wilayah di Sumsel Perpanjang PPKM hingga 8 Agustus 2021
Jhosua kembali memberi kabar terbaru kondisi pamannya usai dianiaya warga kampung. Dalam unggahan terbaru, Jhosua mengatakan pamannya ditemukan di sebuah pematang sawah dalam kondisi trauma.
“KONDISI TERKINI. Setelah tulang saya melarikan diri dari Kejadian Hari Kamis, Tanggal 22 Juli 2021. Puji Tuhan, Tulang saya tadi siang ditemukan oleh organisasi PBB TOBASA di Sawah Daerah Lewat Sipitupitu, Sumatera Utara,” tulis Jhosua di Instagram miliknya, dikutip Minggu 25 Juli 2021.
“Dengan kondisi yang depresi & takut bertemu dengan orang-orang sekitar, karena kejadian sebelumnya,” kata Jhosua.
Diketahui kejadian ini terjadi di Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Tobasa, Sumatera Utara.
Karena sang paman mendapat perlakuan keji, Jhosua menyatakan bahwa keluarganya tak terima dan menuntut keadilan seadil-adilnya.
Baca Juga: Habiskan Anggaran Rp10 Miliar, Sumsel Sebar 1.000 Ton Bantuan Beras
“Kami pihak keluarga meminta keadilan dituntut seadil-adilnya untuk para pelaku,” imbuhnya.
“Terimakasih Banyak Kami Sampaikan untuk Tulang & Nantulang Organisasi PBB TOBASA yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu , maju terus!” pungkas Jhosua.
Jhosua Lubis sebelumnya menjelaskan kronologi pamannya dianiaya oleh warga kampungnya gara-gara positif Covid-19.
“Tanggal 22 Juli 2021. Awalnya Tulang (paman) saya terkena Covid-19 , Dokter menyuruh isolasi mandiri. Tetapi Masyarakat tidak terima , akhirnya dia dijauhkan dari kampung bulu silape. Dia kembali lagi kerumahnya tetapi masyarakat tidak terima. Malah masyarakat mengikat & memukuli dia. Seperti hewan & tidak ada rasa manusiawi.“
Ia pun meminta keadilan atas kejadian mengenaskan yang menimpa pamannya tersebut.
“Kami dari pihak keluarga tidak menerima & ini tidak manusiawi lagi. Perlu adanya edukasi dari pemerintah untuk masyarakat tentang Covid-19. Kejahatan kemanusiaan ini diatur dalam Statuta Roma dan diadopsi dalam Undang-Undang No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia,” tulisnya.
“Kami berharap Keadilan Ditegakkan Setegak-tegaknya Kepada Presiden & Wakil Presiden , Pemerintah & Aparatur Negara untuk menindaklanjuti Kejadian ini,” pungkas Jhosua.
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Anggota DPRD Lubuklinggau Dilaporkan ke Polda Sumsel: Gelapkan Dana Miliaran
-
Spesial Libur Panjang: DANA Bagi-Bagi Rezeki Lewat Dana Kaget 18 April 2025
-
Viral Gadis OKU Timur Dipinang Pria New Zealand dengan Mahar Miliaran Rupiah
-
Inspirasi Parenting dari dr Aisah Dahlan di Talkshow IIPK Bank Sumsel Babel
-
Panggung Acara Toko Murah Nian Jadi Biang Kerok di Tanjung Barangan